Komentar
Paksu sambil tetap fokus memegang kemudi. Pada saat itu kami dalam perjalanan
keluar kota berdua saja suasana terasa begitu hening. Suatu hal yang tidak
pernah terjadi ketika anak-anak masih kecil dan masih mau dibawa-bawa kemanapun,
ketika kedua orang tuanya beraktivitas. (Maklum kami tim boyongan, yang
memegang teguh prinsip kalau tidak ikut semua tidak jadi pergi).
Selain
itu perbedaan yang kurasa dalam aktivitas keseharianku ketika anak-anak sudah
remaja, pagiku menjadi lebih santai. Tidak ada lagi keriweuhan mempersiapkan
sarapan dan segala macam perintilan keperluan sekolah yang diselingi dengan
teriakan-teriakan.
Sumber Gambar : Pinterest |
“Kang….
PR-nya dicek lagi, sudah dimasukan ke dalam tas atau belum?”
Ketika
emak-emak lain sedang berjibaku dengan kemacetan lalulintas karena harus mengantar
anak ke sekolah. Aku dong menikmati pagi dengan menyeruput teh rempah plus madu
di teras rumah sambil menikmati bunga anggrek yang sedang bermekaran, salah
satu makhluk Tuhan yang paling cantik.
Aku
pun mengisi waktu pagi untuk membaca buku setidaknya 30 menit sampai satu jam. Karena
aku pernah sebuah membaca artikel yang mengatakan bahwa kegiatan membaca di
pagi hari sangat bermanfaat untuk memulai hari dengan energi positif dan
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Manfaat Membaca Buku Dipagi Hari Versiku
1. Lebih Mudah Menyerap Informasi
Pada
pagi hari energi kita full charge karena telah beristirahat semalaman,
jadi badan terasa lebih segar. Sehingga informasi yang disajikan dalam buku lebih
mudah untuk diserap dan dicerna, tidak perlu mengulang-ngulang maju mundur
cantik untuk memahami apa yang disampaikan oleh penulis.
2. Menjaga Konsentrasi Seharian
Tidak
bisa dihindari, pada era serba digital seperti sekarang ini. Dimana kita
terbiasa mendapatkan berbagai informasi melalui tayangan-tayangan video pendek.
Hal itu membuat sukar untuk berkonsentrasi.
Membaca
merupakan salah satu cara untuk melatih konsentrasi, sehingga dengan membaca di
pagi hari konsentrasi akan senantiasa terjaga seharian.
Sumber Gambar: Pinterest |
3. Lebih Semangat Menjalani Hari
Ketika
Timnas Indonesia selesai bertanding baik hasilnya menang atau kalah, saya
sering melihat potongan video yang beredar di media sosial. Yang memperlihatkan
ketua PSSI, Erik Tohir, masuk ke ruang ganti pemain untuk membakar kembali semangat
pemain setelah menjalani pertandingan
yang menguras tenaga dan emosi. Agar semangat pemain tetap terjaga untuk
menghadapi permainan selanjutnya.
Kenapa
beliau melakukan itu? karena kata-kata mempunyai kekuatan yang sangat berpengaruh
terhadap jiwa. Oleh karena itu dengan membaca di pagi hari kita akan lebih
semangat dan termotivasi dalam menjalani hari.
4. Mencegah Kepikunan
Teman-teman
ternyata menjaga kesehatan itu tidak cukup hanya dengan olahraga dan menjaga
pola makan. Dengan menggunakan sebuah alat yang bernama Magnetic Resonansi Imaging
(MRI) para peneliti menemukan bahwa membaca dapat meningkatkan jejaring sirkuit
yang kompleks di otak.
Seperti
halnya olahraga, semakin sering maka otot semakin kuat terbentuk. Begitupun
dengan membaca, dengan semakin sering baca maka jejaring sirkuit itu akan semakin kuat yang berpengaruh juga
terhadap fungsi otak yang lain seperti fungsi memori, sensitivitas terhadap
nyeri dan gerak.
Bird Launcher
Waktu
berjalan sesuai dengan sunatullah 24 jam dalam satu hari, 7 hari dalam
satu pekan, 30 hari dalam satu bulan, 365 hari dalam satu tahun. Tidak ada satu
makhluk hidup pun di muka bumi ini yang dapat melawan waktu.
Anak-anak
setiap hari bertumbuh dan menjadi pribadi utuh dengan segala dinamikanya.
Merekapun pelan-pelan melepas ketergantungannya kepada kedua orang tua.
Ada
yang mengatakan tahap yang sedang kujalani ini adalah tahap empty atau tahap
kekosongan, ada juga yang mengatakan tahap bird launcher. Tapi aku lebih
senang dengan pendapat yang kedua.
Sumber Gambar : Pinterest |
Kalau
pendapat yang pertama rasanya gimanaaa
gitu, kesannya terasa sepi dan menyedihkan. Ah…aku harus lebih banyak belajar
update ilmu parenting sebagai bekal mendampingi anak-anak menginjak usia remaja
dan dewasa.
Konon kata orang membesarkan anak itu sama dengan menumbuhkan untuk melepas. Sungguh pekerjaan yang berat kalau dipikir2. Kita yang membersamainya, tapi pada akhirnya mereka tidak bersama kita sepenuhnya. Ya begitulah
ReplyDeleteIlmu parenting ini seolah tidak akan ada habisnya yang dibahas, ya?
ReplyDeleteDalam melaksanakan kewajiban hanya ini yg belum tahu bagaimana bisa bekerja untuk kita
Anak-anak saya masih bergantung sama saya, kecuali kakaknya sih, udah lumayan mandiri. Kadang bantuin saya, cuman memang belum bisa dilepas, mamaknya masih anjem setiap hari. Bahkan setelah anjem mereka, saya kudu langsung madep laptop, hehehe
ReplyDeleteWah jadi pingin coba menerapkan .. biar nggak pikun dan lebih konsentrasi
ReplyDeleteMbak, saya yang anaknya baru saja masuk SMP rasanya mulai galau. Walau bersyukur anak-anak tumbuh sehat dan semakin mandiri, rasanya ada sisi lain yang juga sedih, karena mereka sudah tak sesering itu ada di sekitar saya. Tapi saya pun setuju dengan pendapat kedua Mbak, bird launcher rasanya lebih pas. Membaca bisa menjadi kekuatan juga untuk selalu berpikir positif ya.
ReplyDeleteAku rada merinding baca postingan ini karena anak-anakku juga beranjak remaja... sering menghela napas, ingin memeluk tapi juga harus belajar melepaskan.. .sungguhlah jadi orang tua rasanya nano nano yaaa
ReplyDeleteMashaAllaah~
ReplyDeleteWaktu berjalan begitu cepat yaa.. Rasanya baru melahirkan, golden age, TK, SD, SMP lalu semakin mandiri dengan bertambahnya usia. Sebuah pencapaian tersendiri karena berhasil memandirikan ananda agar siap menghadapi dunia.
Dan kini waktunya para Ibu di fase seperti ini untuk memaknai aktivitas.
Saya juga ga mau pake istilah kekosongan itu tadi. Anak2 kita sedang dalam tahap menuju 'penerbangan' mereka yang memiliki tingkat kesulitan berbeda dengan yang kita alami. Tugas kita mendoakan dan mendukung mereka, tetap memberikan masukan jika dirasa perlu.
ReplyDeleteTerima kasih untuk insightnya ya mom, jadi pengin niru juga utk mengalokasikan satu atau dua jam di pagi hari untuk membaca. Saat ini anak2 memang tidak di rumah, tapi biasanya saya pagi menyiapkan kebutuhan suami.
Belum bisa membayangkan jika anak-anak nanti dewasa seperti gimana, soalnya gini aja masih riweuh dengan kemandirian mereka. Orang tua mah cuma berdoa supaya anak-anak diberikan kemampuan untuk mandiri.
ReplyDeleteAku kayaknya yang udah engga galau lagi anak beranjak remaja. Udah lama lewat. Malah udah pada nikah. Jadi sekarang tinggal berdua aja sama suami. Apa ya? Rasanya biasa aja sekarang ini. Mungkin diisi dengan kesibukan, salah satunya ngeblog, jadi engga terlalu dipikirin...Yang penting menjaga diri sendiri tetap sehat dan bermanfaat.
ReplyDeleteAnak-anakku mulai pra baligh umur 10 dan 13 tahun, kadang kalau mau pergi ngajak mereka harus diagendakan dulu karena mereka ada jadwal sendiri dengan teman-temamnya. Beda banget kalo pas kecil, lamgsing hayuk ikut aja
ReplyDeleteAkupun tim rombongan sirkus, wkwkwk kemana-mana barengan
ReplyDeleteAku belum ada di masa itu, sebentar lagi akan mengalaminya, sulungku sudah masuk usi pre akil baligh,,kami pun menyiapkan diri untuk menghadapinya
3 anak-anak saya juga sudah mulai beranjak remaja. ada rasa dag dig dug. udah mulai mengenal lawan jenis, harus lebih cerewet dan lebih dekat biar mereka nggak takut cerita
ReplyDeleteSemangat untuk semua Ibu yang anaknya udah remaja. Sekarang anakku masih SD jadi masih "apa-apa" emaknya. Ada saatnya kelak ia akan terbang semakin tinggi. MashaAllah
ReplyDeletewah aku baru tahu istilah bird launcher. ntar anakku pas skeolah tampaknya begitu ya. bakal cari kesibukan di rumah
ReplyDelete