Lagi berehat sejenak setelah
berjibaku dengan berbagai pekerjaan rumah yang tiada akhir. Saya iseng scroll
media sosial, tiba-tiba nemu video yang memperlihatkan seorang perempuan masuk
ke dalam genangan air entah kolam atau apa enggak jelas.Awalnya saya pikir dia
akan menangkap ikan, ternyata dia mengambil kerang air tawar kira-kira sebesar
piring.
Potongan video singkat itu
tiba-tiba membawa ingatanku, puluhan tahun silam. Bagaimana senangnya saya dulu
waktu kecil kalau menemukan kijing, sebutan untuk kerang air tawar yang
berukuran besar, ketika sedang ikut kakek memanen ikan di kolam. Tetapi
sekarang saya tidak pernah lagi melihat keberadaan hewan tersebut, padahal enak
banget lho. Bergizi lagi.
Sumber Gambar : Suara Merdeka.com |
Setelah melihat video itu
jadi mikir, jangan-jangan mereka sudah tidak adalagi di permukaan bumi alias
punah. Kenapa punah? Apa penyebabnya?
Alhamdulillah saya mendapatkan
pencerahan setelah membaca buku Elizabeth Kolbert yang berjudul Kepunahan
Keenam (The Sixth Extinction).
Judul Buku : Kepunahan Keenam
(The Sixth Extinction) | Penulis: Eizabeth Kolbert | Alih Bahasa : Zia Anshor |
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama | Tahun Terbit : 2020 | Jumlah Halaman :
296 Halaman | ISBN : 9786020638508 |
Kepunahan Keenam
Sampai saat ini, bumi masih ditasbihkan
oleh para ilmuwan sebagai satu-satunya
geng planet di antariksa yang dapat dihuni oleh berbagai makhluk hidup. Mulai dari yang tidak kasat mata karena
saking imutnya sampai makhluk yang paling jumbo. Namun keberadaan mahluk hidup
itu tidak selamanya eksis lho teman-teman di muka bumi ini.
Disinyalir dalam sepanjang
sejarahnya tercatat, planet biru ini telah mengalami lima kali kepunahan masal yaitu
hilangnya sebagaian besar keragaman hayati, pada berbagai zaman. Kepunahan
massal pertama terjadi pada akhir zaman Ordovisium yang terjadi sekitar 450
juta tahun yang lalu saat sebagian besar makhluk hidup masih berada dalam air.
Kepunahan massal terbesar
terjadi pada zaman Perm yang nyaris menghabisi seluruh kehidupan di bumi.
Peristiwa yang terjadi sekitar 250 juta tahun yang lalu itu, sering disebut
sebagai biangnya kepunahan massal atau sekarat akbar.
Sumber Gambar : dream.co.id |
Apakah Peristiwa Kepunahan Ini Dapat Diamati ?
Menurut Charles Darwin jika
tidak ada seorang pun yang dapat
menyaksikan pembentukan spesies baru, karena prosesnya sangat panjang sehingga
hampir tidak mungkin untuk diamati. Oleh karena itu, penulis buku The Origin Of
Species ini berpendapat kepunahan akan lebih sukar lagi untuk disaksikan.
Namun fakta berkata lain,
ketika Darwin mengurung diri di rumahnya yang bertempat di Down House
mengembangkan teori Evolusi. Para ahli burung Britania mencatat dengan cermat
kepunahan alka besar, salah satu spesies burung paling terkenal di Eropa.
Dalam Kepunahan Keenam,
Elizabeth kolbert mengajak pembaca untuk menyaksikan berbagai usaha keras para
ilmuwan untuk melestarikan berbagai plora dan fauna yang berada dalam ambang
kepunahan.
Katak Emas Panama
Katak yang dianggap lambang
keberuntungan di Panama ini, pada satu
dasawarsa terakhir sangat mudah ditemukan di bukit- bukit sekeliling El Valle.
Bahkan ada satu sungai kecil yang tidak jauh dari kota itu dijuluki sebangai
Sungai Seribu Katak.
Siapapun yang menyusuri
sungai itu akan melihat banyak sekali katak yang sangat beracun itu, racun yang
terdapat dalam kulit 1 ekor katak dapat membunuh 1000 ekor tikus berukuran
biasa, sedang berjemur ditepiannya. Kemudian katak-katak itu mulai menghilang
dan tidak dapat ditemukan lagi sama sekali di panama.
Para ahli biologi sampai
harus mendirikan lokasi penelitian baru ke arah lebih Timur Panama untuk mencari Katak Emas untuk kepentingan
riset. Setelah berbagai laporan masuk ditemukanlah penyebab hilangnya spesies
katak itu yang diidentifikasi sebagai fungus anggota kelompok chytrid.
Lebih menyedihkan lagi
diketahui bahwa punahnya Katak Emas bukan hanya terjadi di sekitar daerah El
Valle tetapi sudah menyebar kemana-mana. Kira-kira siapakah yang menyebarkan
fungus itu?
Pengasaman Laut
Saat manusia membangun infrastruktur
pada sebuah lahan, kebayang enggak sih berapa banyak rumah-rumah tempat makhluk
hidup berlindung yang secara tidak sadar telah kita hancurkan? Sebaliknya dengan terumbu karang. Alih-alih mengusir
makhluk hidup lain, karang justru menjadi penopang bagi ribuan bahkan jutaan
makhluk hidup.
Jutaan spesies itu hidup di
terumbu karang baik secara langsung untuk mendapatkan perlindungan dan makanan.
Atau secara tidak langsung mereka mendapatkan makanan dengan memangsa spesies
yang sedang berlindung atau mencari makanan di sana.
Sumber Gambar. Kompas.com |
Tapi duh….sedih banget penopang jutaan makhluk itu, kehidupannya terancam. Dengan kondisi pengasaman laut yang terjadi seperti sekarang ini. Menurut para peneliti, terumbu karang akan menjadi ekosistem besar pertama yang akan punah secara ekologis pada zaman modern ini.
Seandainya terumbu karang
punah, tentu jutaan spesies makhluk yang hidup didalamnya akan ikut punah juga.
Sedih banget.
Punahnya Makhluk Besar
Binatang-binatang besar
seperti gajah, badak, harimau mungkin tinggal menunggu hari. Saat anak-anak
kita hanya bisa melihat binatang-binatang tersebut di buku. Semakin
menyempitnya habitat akibat perubahan bentang alam dan lamanya periode mereka
bereproduksi dan maraknya perburuan semakin mempercepat laju kepunahan.
Sumber Gambar : Wikipedia |
Nyaman Untuk Dinikmati
Buku Kepunahan Keenam atau
Six Extinction walaupun buku terjemahan dan
non fiksi. Buku ini lumyan renyah untuk dinikmati enggak berat-berat
amatlah. Bahkan penulis ketika menggambarkan lingkungan tempat-tempat riset
yang dia datangi dengan cukup detail. Jadi pembaca seperti ikut hadir di tempat
itu.
Setelah baca buku ini, saya
tuh angkat jempol empat deh kepada para ilmuwan yang mendedikasikan diri 1000
persen untuk melakukan penyelamatan plora dan fauna yang hampir punah. Bahkan
ada ilmuwan yang kehidupan pribadinya hancur akibat katak katanya hahahaha.
Terus menurutku mereka itu rajin banget kelelawar aja di sensus satu-satu.
Jadi mikir apa ya
kontribusiku menjaga kelestarian lingkungan? Yu ah….. lebih semangat lagi dalam
menjaga kelestarian lingkungan.
Langsung melotot saya pas di bagian akhir
ReplyDeleteBeneran ada yg kehidupannya berantakan karena katak? Kan jadi penasaran
Tapi emang bener juga ya ilmuwan itu seperti terlalu rajin. Ngikik saya baca kelelawar aja diabsen satu satu...
kirain buku fiksi, ternyata buku pengetahuan ya mbak
ReplyDeletewuah jadi penasaran sama isinya
apalagi banyak rahasia Allah yang gak terungkap ya mbak
Sedih ya berbagai mahluk hidup terancam punah satu demi satu. Kemarin in baru baca, harimau Jawa, kemungkinan besar juga udah punah. Lalu badak cula satu di Ujung Kulon...Belum lagi gajah & harimau Sumatera...
ReplyDeleteJadi pengen baca bukunya...Cek ah ke toko buku online
Kirain novel loh! Keren nih bukunya, biasanyakan buku jenis begini apalagi terjemahan narasinya pasti berat-berat yaaah.
ReplyDeleteKijing itu kerang putih ngga ya, yg dalamnya ada mutiaranya, karena belum pernah denger kata kijing hewan, taunya kijing patokan makam. Tapi bener juga aku udah lama ngga liat kunang-kunang. Padahal dulu banyak banget klo malam. Kira" klo Dia punah karena apa ya
ReplyDeleteMenarik sekali, Mbak. Ini merupakan pengetahuan baru bagi saya. Ternyata kita menuju kepunahan keenam. Bumi sudah tua dan telah kehilangan banyak penduduknya. Beberapa waktu lalu, saya masih melihat kijing, Mbak. Namun, untuk kunang-kunang memang sudah sangat lama saya tidak lagi melihatnya.
ReplyDeleteUmma jadi sedih banyak hewan yang mulai punah. Reminder banget buat kita nih
ReplyDeleteWaduh .....buku yg penting untuk dibaca ini mah.
ReplyDeleteapalagi utk generasi muda
supaya mereka paham klo planet bumi ini kudu dirawat yah
Selalu menarik kalau baca terkait perkembangan bumi dan isinya.. Bekerja sebagai ilmjwan memamg harus sabar dan teliti ya, baca buku ini pasti ikutan tercengang dengan hasil ilmuwan yang sabar
ReplyDeleteKepunahan makhluk hidup tanpa terasa terus terjadi ya Mbak. Ternyata menurut ilmuwan, bahkan bumi kita sudah melewati beberapa kali kepunahan massal. Katak Emas Panama ini salah satu hewan yang baru saya tahu melalui tulisan ini. Racunnya yang ternyata bahaya bahkan bisa jadi senjata untuk populasi ribuan tikus. Seru sekali memang mempelajari keanekaragaman hayati. Buku Kepunahan Keenam ini salah satu pintu pengetahuan.
ReplyDeleteSedih kalau membayangkan, banyak hewan hanya akan diketahui anak cucu kita lewat gambar karena sudah punah dari muka bumi..hiks. Salut pada para ilmuwan yang mendedikasikan diri untuk melakukan penyelamatan plora dan fauna yang hampir punah ini.
ReplyDeleteMenarik nih bukunya, jadi banyak belajar dari buku ini ya Kak, dedikasi yang luar biasa dari ilmuwan ini
ReplyDeleteIlmuwan2 yang melakukan penelitian seperti ini memang sangat berdedikasi. Kalau enggak, sebentar aja sudah terdistraksi yaaa... Penasaran juga ingin ikutan baca bukunya, pengin tau dulu tuh makhluk2 besar apa aja gitu.
ReplyDeleteBanyak yang sudah punah
ReplyDeleteGajah pun pelan pelan juga akan punah
Sebab banyak yang diambil gading-nya untuk hiasan dengan alasan UMKM
Ah, bentar lagi bakalan kiamat
12 tahun yang lalu kalau pulang kampung ke kampung suami, di jalan suka ada yang menghadang, harimau Sumatera, kami sabar nunggu dia lewat, dan pergi dengan sendirinya, Sekarang gak pernah nemu lagi
ReplyDeletekirain bukunya bakal kayak buku evolusi gitu kak ternyata membahas binatang-binatang yang mau punah gitu ya. oya kijing itu memang susah banget dicari aku kalau ketemu di pasar langsung beli deh karena suka banget dan kalau di sini disebutnya kapah
ReplyDelete