Wednesday, April 24, 2024

Book Review : Kepunahan Keenam

 

Book Review : Kepunahan Keenam

Lagi berehat sejenak setelah berjibaku dengan berbagai pekerjaan rumah yang tiada akhir. Saya iseng scroll media sosial, tiba-tiba nemu video yang memperlihatkan seorang perempuan masuk ke dalam genangan air entah kolam atau apa enggak jelas.Awalnya saya pikir dia akan menangkap ikan, ternyata dia mengambil kerang air tawar kira-kira sebesar piring.

Potongan video singkat itu tiba-tiba membawa ingatanku, puluhan tahun silam. Bagaimana senangnya saya dulu waktu kecil kalau menemukan kijing, sebutan untuk kerang air tawar yang berukuran besar, ketika sedang ikut kakek memanen ikan di kolam. Tetapi sekarang saya tidak pernah lagi melihat keberadaan hewan tersebut, padahal enak banget lho.  Bergizi lagi.

Book Review : Kepunahan Keenam
Sumber Gambar : Suara Merdeka.com

Selain kijing, tanpa disadari  banyak juga binatang-binatang lain yang dulu mudah sekali didapatkan di lingkungan rumah sekarang enggak pernah terlihat lagi, misalnya kunang-kunang. Binatang yang mengeluarkan kedip cahaya kehijauan dari tubuhnya ini sudah sangat langka bahkan hampir tidak pernah ditemukan.

Setelah melihat video itu jadi mikir, jangan-jangan mereka sudah tidak adalagi di permukaan bumi alias punah. Kenapa punah? Apa penyebabnya?

Alhamdulillah saya mendapatkan pencerahan setelah membaca buku Elizabeth Kolbert yang berjudul Kepunahan Keenam (The Sixth Extinction).

Book Review : Kepunahan Keenam


Judul Buku : Kepunahan Keenam (The Sixth Extinction) | Penulis: Eizabeth Kolbert | Alih Bahasa : Zia Anshor | Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama | Tahun Terbit : 2020 | Jumlah Halaman : 296 Halaman | ISBN : 9786020638508 |

Kepunahan Keenam

Sampai saat ini, bumi masih ditasbihkan oleh para ilmuwan sebagai  satu-satunya geng planet di antariksa yang dapat dihuni oleh berbagai makhluk hidup.  Mulai dari yang tidak kasat mata karena saking imutnya sampai makhluk yang paling jumbo. Namun keberadaan mahluk hidup itu tidak selamanya eksis lho teman-teman di muka bumi ini.

Book Review : Kepunahan Keenam


Disinyalir dalam sepanjang sejarahnya tercatat, planet biru ini telah mengalami lima kali kepunahan masal yaitu hilangnya sebagaian besar keragaman hayati, pada berbagai zaman. Kepunahan massal pertama terjadi pada akhir zaman Ordovisium yang terjadi sekitar 450 juta tahun yang lalu saat sebagian besar makhluk hidup masih berada dalam air.

Kepunahan massal terbesar terjadi pada zaman Perm yang nyaris menghabisi seluruh kehidupan di bumi. Peristiwa yang terjadi sekitar 250 juta tahun yang lalu itu, sering disebut sebagai biangnya kepunahan massal atau sekarat akbar.

Book Review : Kepunahan Keenam
Sumber Gambar : dream.co.id

Kepunahan paling mutakhir dan terkenal adalah kepunahan pada Zaman Kapur.  Peristiwa itu salah satunya menyebabkan punahnya giant animal yang menjadi favorite anak-anak  zaman sekarang yaitu  keluarga besarnya Dinosaurus. Keganasan dan kecantikan keluarga Dinosaurus,  saat ini hanya bisa kita saksikan melalui buku atau film-film. (Hayo siapa yang anak-anaknya kolektor mainan om Dino?)

Apakah Peristiwa Kepunahan Ini Dapat Diamati ?

Menurut Charles Darwin jika tidak ada seorang pun yang  dapat menyaksikan pembentukan spesies baru, karena prosesnya sangat panjang sehingga hampir tidak mungkin untuk diamati. Oleh karena itu, penulis buku The Origin Of Species ini berpendapat kepunahan akan lebih sukar lagi untuk disaksikan.

Namun fakta berkata lain, ketika Darwin mengurung diri di rumahnya yang bertempat di Down House mengembangkan teori Evolusi. Para ahli burung Britania mencatat dengan cermat kepunahan alka besar, salah satu spesies burung paling terkenal di Eropa.

Dalam Kepunahan Keenam, Elizabeth kolbert mengajak pembaca untuk menyaksikan berbagai usaha keras para ilmuwan untuk melestarikan berbagai plora dan fauna yang berada dalam ambang kepunahan.

Katak Emas Panama

Katak yang dianggap lambang keberuntungan  di Panama ini, pada satu dasawarsa terakhir sangat mudah ditemukan di bukit- bukit sekeliling El Valle. Bahkan ada satu sungai kecil yang tidak jauh dari kota itu dijuluki sebangai Sungai Seribu Katak.

Siapapun yang menyusuri sungai itu akan melihat banyak sekali katak yang sangat beracun itu, racun yang terdapat dalam kulit 1 ekor katak dapat membunuh 1000 ekor tikus berukuran biasa, sedang berjemur ditepiannya. Kemudian katak-katak itu mulai menghilang dan tidak dapat ditemukan lagi sama sekali di panama.

Book Review : Kepunahan Keenam


Para ahli biologi sampai harus mendirikan lokasi penelitian baru ke arah lebih Timur Panama  untuk mencari Katak Emas untuk kepentingan riset. Setelah berbagai laporan masuk ditemukanlah penyebab hilangnya spesies katak itu yang diidentifikasi sebagai fungus anggota kelompok chytrid.

Lebih menyedihkan lagi diketahui bahwa punahnya Katak Emas bukan hanya terjadi di sekitar daerah El Valle tetapi sudah menyebar kemana-mana. Kira-kira siapakah yang menyebarkan fungus itu?

Pengasaman Laut

Saat manusia membangun infrastruktur pada sebuah lahan, kebayang enggak sih berapa banyak rumah-rumah tempat makhluk hidup berlindung yang secara tidak sadar telah kita hancurkan? Sebaliknya  dengan terumbu karang. Alih-alih mengusir makhluk hidup lain, karang justru menjadi penopang bagi ribuan bahkan jutaan makhluk hidup.

Jutaan spesies itu hidup di terumbu karang baik secara langsung untuk mendapatkan perlindungan dan makanan. Atau secara tidak langsung mereka mendapatkan makanan dengan memangsa spesies yang sedang berlindung atau mencari makanan di sana.

Book Review : Kepunahan Keenam
Sumber Gambar. Kompas.com

Tapi duh….sedih banget penopang jutaan makhluk itu, kehidupannya terancam. Dengan kondisi pengasaman laut yang terjadi seperti sekarang ini. Menurut para peneliti, terumbu karang akan menjadi ekosistem besar pertama  yang akan punah secara ekologis pada zaman modern ini.

Seandainya terumbu karang punah, tentu jutaan spesies makhluk yang hidup didalamnya akan ikut punah juga. Sedih banget.

Punahnya Makhluk Besar

Binatang-binatang besar seperti gajah, badak, harimau mungkin tinggal menunggu hari. Saat anak-anak kita hanya bisa melihat binatang-binatang tersebut di buku. Semakin menyempitnya habitat akibat perubahan bentang alam dan lamanya periode mereka bereproduksi dan maraknya perburuan semakin mempercepat laju kepunahan.

Book Review : Kepunahan Keenam
Sumber Gambar : Wikipedia

Nyaman Untuk Dinikmati

Buku Kepunahan Keenam atau Six Extinction walaupun buku terjemahan dan  non fiksi. Buku ini lumyan renyah untuk dinikmati enggak berat-berat amatlah. Bahkan penulis ketika menggambarkan lingkungan tempat-tempat riset yang dia datangi dengan cukup detail. Jadi pembaca seperti ikut hadir di tempat itu.

Setelah baca buku ini, saya tuh angkat jempol empat deh kepada para ilmuwan yang mendedikasikan diri 1000 persen untuk melakukan penyelamatan plora dan fauna yang hampir punah. Bahkan ada ilmuwan yang kehidupan pribadinya hancur akibat katak katanya hahahaha. Terus menurutku mereka itu rajin banget kelelawar aja di sensus satu-satu.

Jadi mikir apa ya kontribusiku menjaga kelestarian lingkungan? Yu ah….. lebih semangat lagi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

 

16 comments:

  1. Langsung melotot saya pas di bagian akhir
    Beneran ada yg kehidupannya berantakan karena katak? Kan jadi penasaran

    Tapi emang bener juga ya ilmuwan itu seperti terlalu rajin. Ngikik saya baca kelelawar aja diabsen satu satu...

    ReplyDelete
  2. kirain buku fiksi, ternyata buku pengetahuan ya mbak
    wuah jadi penasaran sama isinya
    apalagi banyak rahasia Allah yang gak terungkap ya mbak

    ReplyDelete
  3. Sedih ya berbagai mahluk hidup terancam punah satu demi satu. Kemarin in baru baca, harimau Jawa, kemungkinan besar juga udah punah. Lalu badak cula satu di Ujung Kulon...Belum lagi gajah & harimau Sumatera...
    Jadi pengen baca bukunya...Cek ah ke toko buku online

    ReplyDelete
  4. Kirain novel loh! Keren nih bukunya, biasanyakan buku jenis begini apalagi terjemahan narasinya pasti berat-berat yaaah.

    ReplyDelete
  5. Kijing itu kerang putih ngga ya, yg dalamnya ada mutiaranya, karena belum pernah denger kata kijing hewan, taunya kijing patokan makam. Tapi bener juga aku udah lama ngga liat kunang-kunang. Padahal dulu banyak banget klo malam. Kira" klo Dia punah karena apa ya

    ReplyDelete
  6. Menarik sekali, Mbak. Ini merupakan pengetahuan baru bagi saya. Ternyata kita menuju kepunahan keenam. Bumi sudah tua dan telah kehilangan banyak penduduknya. Beberapa waktu lalu, saya masih melihat kijing, Mbak. Namun, untuk kunang-kunang memang sudah sangat lama saya tidak lagi melihatnya.

    ReplyDelete
  7. Umma jadi sedih banyak hewan yang mulai punah. Reminder banget buat kita nih

    ReplyDelete
  8. Waduh .....buku yg penting untuk dibaca ini mah.
    apalagi utk generasi muda
    supaya mereka paham klo planet bumi ini kudu dirawat yah

    ReplyDelete
  9. Selalu menarik kalau baca terkait perkembangan bumi dan isinya.. Bekerja sebagai ilmjwan memamg harus sabar dan teliti ya, baca buku ini pasti ikutan tercengang dengan hasil ilmuwan yang sabar

    ReplyDelete
  10. Kepunahan makhluk hidup tanpa terasa terus terjadi ya Mbak. Ternyata menurut ilmuwan, bahkan bumi kita sudah melewati beberapa kali kepunahan massal. Katak Emas Panama ini salah satu hewan yang baru saya tahu melalui tulisan ini. Racunnya yang ternyata bahaya bahkan bisa jadi senjata untuk populasi ribuan tikus. Seru sekali memang mempelajari keanekaragaman hayati. Buku Kepunahan Keenam ini salah satu pintu pengetahuan.

    ReplyDelete
  11. Sedih kalau membayangkan, banyak hewan hanya akan diketahui anak cucu kita lewat gambar karena sudah punah dari muka bumi..hiks. Salut pada para ilmuwan yang mendedikasikan diri untuk melakukan penyelamatan plora dan fauna yang hampir punah ini.

    ReplyDelete
  12. Menarik nih bukunya, jadi banyak belajar dari buku ini ya Kak, dedikasi yang luar biasa dari ilmuwan ini

    ReplyDelete
  13. Ilmuwan2 yang melakukan penelitian seperti ini memang sangat berdedikasi. Kalau enggak, sebentar aja sudah terdistraksi yaaa... Penasaran juga ingin ikutan baca bukunya, pengin tau dulu tuh makhluk2 besar apa aja gitu.

    ReplyDelete
  14. Banyak yang sudah punah
    Gajah pun pelan pelan juga akan punah
    Sebab banyak yang diambil gading-nya untuk hiasan dengan alasan UMKM
    Ah, bentar lagi bakalan kiamat

    ReplyDelete
  15. 12 tahun yang lalu kalau pulang kampung ke kampung suami, di jalan suka ada yang menghadang, harimau Sumatera, kami sabar nunggu dia lewat, dan pergi dengan sendirinya, Sekarang gak pernah nemu lagi

    ReplyDelete
  16. kirain bukunya bakal kayak buku evolusi gitu kak ternyata membahas binatang-binatang yang mau punah gitu ya. oya kijing itu memang susah banget dicari aku kalau ketemu di pasar langsung beli deh karena suka banget dan kalau di sini disebutnya kapah

    ReplyDelete

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.