Tuesday, December 14, 2021

Jurus Andalan Pendekar Tanpa Nama


Perjalanan hidup seorang Pendekar Tanpa Nama dikisahkan Seno Gumira Ajidarma, dalam Naga Bumi I dengan latar tanah Jawa Masa Hindu – Buddha abad VIII-IX dengan alur maju mundur. Pada masa wangsa Mataram berkuasa, saat itu agama yang dianut oleh rakyat tergantung pada agama yang dipeluk oleh penguasa.


Raja-raja yang berkuasa silih berganti, seringkali mengambil paksa tanah rakyat untuk dijadikan sebagai tempat beribadah dengan mengerahkan pasukan kerajaan. Peristiwa tersebut, seringkali membangkitkan perlawanan dari masyarakat dengan meminta bantuan para pendekar.

Hal Itu juga dialami oleh Pendekar Tanpa Nama, pada usianya yang masih belasan tahun. Beberapa saat setelah orang tua angkatnya, sepasang naga dari celah kledung, meninggalkannnya sendirian. Kemudian anak remaja itu memutuskan untuk menyelami rimba hijau dan sungai telaga persilatan.

Ujian pertamanya sebagai pendekar adalah ketika sekelompok orang dari desa Baliwangan memintanya untuk melindungi tanah mereka. Yang mempertemukan dia dengan seorang belia nan ayu, putri kepala desa, bernama Harini yang mematangkannya sebagai laki-laki.




Walaupun sepasang naga dari Celah Kledung telah mengajarkan ilmu  tingkat naga, serta mewariskan berbagai kitab ilmu silat kepadanya.  Namun pada usianya yang masih belia ilmu tersebut belum begitu sempurna ia kuasai.

Waktu dirinya hampir perlaya ditangan gerombolan Kera Gila, tiba-tiba seorang biksu membawa dirinya pada sebuah gua. Biksu itu  mengajarkan dan mematangkan ilmu silat yang telah ia miliki secara imajiner. Sehingga Pendekar Tanpa Nama menjelma menjadi pesilat tangguh tak terkalahkan.

Pendekar Tanpa Nama selalu bertarung dengan terlebih dulu memahami filosofi setiap jurus lawan, yang diserap melalui ilmu bayangan cermin. Lalu dikembalikan kepada pemiliknya sebagai jurus tanpa bentuk yang sama sekali tidak dikenalinya.

Pendekar tanpa nama mengundurkan diri dari dunia persilatan setelah berhasil mengalahkan 100 pendekar, dalam satu duel maut di bawah sinar bulan purnama yang berdarah-darah. Di tepi samudra bergelombang dahsyat menghantam karang. Pendekar-pendekar tersebut berasal dari tiga golongan yaitu :

  1. Golongan putih
  2. Golongan hitam
  3. Golongan merdeka

Peristiwa itu terjadi pada tahun 846, saat Balaputradewa telah pergi. Tetapi agama Buddha masih bertahan bahkan berkembang di tanah Jawa karena rakyat jelata tidak menolaknya. Bahkan sebuah candi jinalaya Kamulan Bhumisambara yang memiliki makna sepuluh tahap menuju Buddha telah berdiri dengan megah.

Candi raksasa yang dipenuhi patung dan pahatan kisah-kisah ajaran Buddha tersebut, saya membayangkan sebagai candi Borobudur karena penulis tidak menyebutkannya secara spesifik sepanjang kisah.

Ketika Pendekar Tanpa Nama telah menyelesaikan samadhi panjangnya dalam gua selama 25 tahun, dan kembali ke dunia ramai pada usia satu abad. Ia sangat terperanjat waktu membaca sebuah lembaran tal bergambar seorang laki-laki yang mirip dirinya dengan tulisan aksara jawa berbahasa jawa yang berbunyi  

BURON

Pendekar Tanpa Nama

Berkhianat terhadap negara

Pantaslah dibunuh olehmu

Jika mati olehmu buron itu

Emas sepuluh ribu keping

Akan menjadi milikmu


Pendekar Tanpa Nama tahu, azalnya sudah dekat. Tetapi ia tidak ingin mati sebelum menuliskan kisah hidupnya demi membongkar rahasia penetapan dirinya sebagai penghianat negara. Yang dipenuhi drama diantara pendekar, pertarungan jurus-jurus maut yang diwarnai intrik politik perebutan kekuasaan, maupun pergulatan pikiran-pikiran besar dari Nagasena sampai Nagarjuna.

Akankah Pendekar Tanpa Nama menemukan jawabannya?

 

Judul Buku : Nagabumi 1 | Penulis: Seno Gumira Ajidarma | Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama | Tahun Terbit: 2020, Januari cetakan ketiga | ISBN : 978-979-22-5014-5 | Harga : Rp. 198.000 (Pulau Jawa)

 

20 comments:

  1. Thankyou referensi nya mba ,��

    ReplyDelete
  2. Sepertinya buku ini sangat seru ya 🥰

    ReplyDelete
  3. Seru banget baca ceritanya sampe lupa padahal mau makan malam😂

    ReplyDelete
  4. Seru banget ceritanya sampe lupa mau makan malam padahal😂

    ReplyDelete
  5. seru bgt mom bacaannya, genre yg unik sih menurutku

    ReplyDelete
  6. Keren bgt bukunyaa, mau baca juga ahh

    ReplyDelete
  7. Ina Nurapriani LestariDecember 15, 2021 at 10:47 PM

    Seru nih, keren mom bukunya ����

    ReplyDelete
  8. Alur ceritanya bagus banget ini mom bikin penasaran yg baca

    ReplyDelete
  9. cerita kolosal emg bkin penasaran

    ReplyDelete
  10. wahh sepertii balikk lagii kedalam sejaraahh indonesiaa...

    ReplyDelete
  11. Seru banget siang-siang baca cerita ini 🤩

    ReplyDelete
  12. Boleh juga jadi referensi mengisi waktu swnggang

    ReplyDelete

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.