Tuesday, December 28, 2021

Agen Neptunus

Perahu Kertas

Bukan hanya manusia lho teman-teman, yang mempunyai kisah masa lalu. Buku juga mempunyai perjalanan hidup yang panjang sebelum dia mejeng di rak toko buku. Seperti novel Perahu kertas, genre populer pertama yang ditulis oleh Dee Lestari.

Mulai ditulis sejak tahun 1996 sempat mangkrak selama 11 tahun, kemudian pada tahun 2007 manuskrip yang awalnya berjudul Kugy dan Keenan ini ditulis ulang menjadi Perahu kertas. Kisah ini juga telah ditayangkan dalam berbagai versi dan bentuk.

Sebelum berlayar di toko buku pada tahun 2009, Perahu kertas terlebih dahulu telah menemui pembacanya dalam format digital seperti karya Dee Lestari lainnya yaitu Aroma KarsaRapijali 1 ,Rapijali 2, dan Rapijali 3 Waktu itu puluhan ribu pembaca dapat menikmati kisah ini, melalui aplikasi pesan pendek (SMS). Kemudian pada tahun 2012, Perahu Kertas dialihwahanakan menjadi film Perahu Kertas 1 dan 2 hasil adaptasi sutradara kenamaan Indonesia Hanung Bramantyo.

Waktu nonton filmnya saya enggak “ngeh” kalau Perahu Kertas diadaptasi dari novel. Baru baca buku fisiknya baru-baru ini, “Cupu banget kan?” hasil kerja keras penuh darah dan air mata, ngubek-ngubek toko online.  Karena novel ini sudah tidak dicetak lagi jadi langka banget. Senang tiada tara waktu mimin olshop berkata barang ready.  Walaupun stok lama jadi kertasnya sudah agak menguning. Tak apalah yang penting kan ceritanya gas poll di order. Kejadian serupa saya alami juga ketika berburu novel Gelombang penuh drama banget untuk memiliki buku dari penulis idaman. 

Begitu membuka halaman pertama kisah yang berpusat pada Keenan dan Kugy ini membuat saya langsung jatuh cinta. Setingnya sekitar tahun 90-an di Bandung, dengan istilah-istilah yang sangat familiar ketika zaman sekolah dulu. Seperti UMPTN, STTB jadi bacanya kaya throwback pada masa saya remaja.  



Kugy

Perempuan mungil penghayal keras berat, tingkahnya nyentrik dan berantakan. Dari benak penyuka pisang susu ini,  mengalir dongeng yang indah.

Kelakuan gokil remaja metropolitan yang memutuskan kuliah di kota kembang dan mengaku sebagai agen Neptunus. Diceritakan dengan alur maju, dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga oleh penulis. Dijamin sangat menghibur dan bikin ngakakak.

Keenan

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Demi mewujudkan impian dan ambisi itu, tidak jarang orang tua memaksa anaknya untuk memilih jurusan kuliah sesuai dengan cita-citanya.

Hal tersebut juga dialami oleh Keenan, terpaksa ia harus kuliah di Fakultas Ekonomi  Pada salah satu universitas di Bandung. Padahal pemuda keturunan londo itu, memiliki kemampuan luar biasa. Jari ajaibnya mampu menghasilkan lukisan-lukisan yang mempunyai daya magis.

 


Menghibur Bukan Berarti Kopong

Walaupun Perahu Kertas mengisahkan percintaan remaja yang bikin gumush. Dirajut dengan diksi-diksi ringan, bukan berarti novel ini kopong tanpa nilai bagi pembacanya. Seperti karya Dee Lestari lainnya, novel ini mengajarkan untuk kerja keras demi mewujudkan impian. Menyibak segala rintangan dan misteri.


Nus,

tahunan enggak nulis surat ke markas jangan marah ya.

Tapi Kami emang mau berhenti jadi agen. Tidak ada lagi rahasia, tidak ada lagi mimpi.

Karena mimpi itu sudah kami jalani sekarang.

Selama-lamanya.

 

K&K

(dan satu lagi K kecil yang masih ada dalam perut)


 


11 comments:

  1. Buku jaman masih jadi anak sekolahan hehehe... Belum baca, cuma nonton filmnya aja #tutupmuka

    Membaca ulasan ini aku jadi nambah kosakata baru :dialihwahanakan

    ReplyDelete
  2. Selalu suka dengan karyanya Dewi Lestari ❤. Selalu fenomenal dan ciamik baik diksi maupun alur ceritanya 😊.

    ReplyDelete
  3. baru baca review sudah seru apalagi kalau baca bukunya langsung makasih mbak

    ReplyDelete
  4. Nambah kosa kata baru... Suka novel Dee lestari.. Cuma kadang antara novel dengan film agak berbeda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba...saya tuh suka kecewa kalau nonton film tapi kita sudah baca novelnya. beda jauh merusak imajinasi

      Delete
  5. Aku baca ini pas kuliah mbak,badabest emang ini novelnya. Apalagi waktu itu dibaca pas masih lajang kan, penghayatannya dapet banget jadinya, berasa jadi Kugy pengennya 🤣

    ReplyDelete
  6. Dewi lestari memang jagonya mengolah sebuah imajinasi dalam sebuah tulisan. Aku salut banget! Aku belum pernah nonton filmnya, tapi baca bukunya pernah sekilas memang menarik bahasanya juga, cuma genre ceritanya bukan jenis yang aku biasa baca~

    ReplyDelete
  7. Blum baca bukunya... tapi suka sama film-nya dan udah nonton... hihi keren emang ceritanya

    ReplyDelete
  8. aakkk.. udah lupa bahasan cerita di buku ini, baca ini jadi ingat lagi.. halo agency neptunus 😍

    ReplyDelete

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.