-->
  • Book Review : Iam Sarahza

     

    Book Review : Iam Sarahza

    Beberapa waktu lalu dunia permedsosan digegerkan dengan pernyataan seorang wanita yang tidak mau punya anak alias child free dengan alasan bla bla bla.

    Tapi saya tidak mau ikut-ikutan membahasnya, justeru  ingin membagikan cerita mengenai perjuangan seorang ibu menantikan kehadiran buah hati selama 12 tahun.

    Iam Sarahza

    Hanum Salsabila Rais dalam buku ini, tidak mengajak pembacanya untuk mengunjungi berbagai situs sejarah yang menjadi saksi bahwa Islam pernah berjaya di Eropa. Tetapi buku yang terbit pada tahun 2018 ini bercerita tentang perjuangannya untuk mendapatkan buah hati.

    Cerita dirajut sejak tahun 2004 menjelang Pilpres ketika sang ayah, Amien Rais, menjadi salah satu kandidat. Saat itu Hanum sedang berada  di Rumah Sakit Gigi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

    Jika kebanyakan orang menganggap bisa lolos ke fakultas kedokteran adalah sebuah kebanggan, tetapi tidak bagi Hanum. Ia justru sangat menyesalinya, berkali-kali putri kedua pahlawan reformasi itu menyatakan keinginannya untuk  drop out  dari tempatnya menuntut ilmu. 

    Menurutnya, bertahan di tempat itu hanya akan menguapkan cita-citanya untuk bekerja di TV menjadi seorang reporter dan presenter. Namun ayah dan ibunya tidak pernah lelah memompakan semangat agar ia bisa menyelesaikan studinya.

    Mungkin yang membuat Hanum bahagia, sekolah di Fakultas Kedokteran Gigi UGM dan pencapresan sang ayah menjadi wasilah keterhubungannya dengan seorang Rangga Almahendra. Lelaki yang ditakdirkan Allah menjadi pendamping hidup Hanum Salsabila Rais.

    Anak merupakan perekat kasih sayang dan sumber kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga, oleh karena itu kehadirannya begitu dinantikan oleh pasangan suami istri. Begitupun dengan pasangan Hanum dan Rangga. Pasangan itu sudah mulai merasa khawatir, terutama Rangga, ketika sang buah hati tak juga hadir pada saat mereka merayakan ulang tahun pernikahannya yang kedua.

    “Tidak punya anak juga enggak apa-apa Mas”

    Kata-kata Hanum  yang saat itu sedang bersemangat mengejar karier di salah satu stasiun televisi ternama, membuat Rangga semakin khawatir. Ia takut kehadiran sang buah hati di tengah-tengah mereka hanya impian.

    Teknologi Harapan Manusia untuk Mewujudkan Impian

    Hanum dan Rangga berupaya sekeras mungkin, demi mewujudkan impian untuk memiliki buah hati yaitu dengan melakukan inseminasi buatan. Program kehamilan tersebut dijalani pasangan ini bukan di klinik kehamilan kaleng -kaleng lho. Salah satunya dilakukan pada klinik terbaik di Eropa yang berada di Linz. Kota terbesar ketiga di Austria yang berada di tepi sungai Danube.

    Duh saya tuh ngilu ngebayanginnya dan pasti takut banget. Orang yang mengidap Trypanophobia, fobia terhadap terhadap jarum suntik, seperti Hanum harus mengalami ratusan suntikan dan sayatan.

    Emosinya pun up and down ketika sang jabang bayi tak kunjung menghuni rahimnya, padahal dia telah menjalankan berbagai program kehamilan.

    Dokternya mengatakan semuanya ok, tetapi kenapa masih gagal? Ada yang tahu penyebabnya? Ada faktor X yaitu Allah belum berkehendak, itu yang kadang dilupakan oleh manusia.

     Iam Sarahza : Teknik Penceritaannya Unik

    Buku bersampul dark blue ini, diceritakan dengan sangat unik, lain daripada yang lain. Saya baru pertama kali membaca sebuah novel atau buku cerita yang dikisahkan dengan menggunakan tiga sudut pandang yaitu Hanum, Rangga, dan Sarahza. Sehingga pembaca dapat benar-benar mengetahui perasaan, pendapat, dan pikiran masing-masing.

    Kerennya lagi, sarahza itu diceritakan sebagai sosok imajiner yang masih berada di Lauh Mahfudz alias belum lahir. Ia menyaksikan dari ketinggian, bagaimana ayah dan ibunya berjuang untuk mendapatkan dirinya. Seru dan sukses membuatku banyak merenung.  

    Keluarga Sebagai Support System

    Gara-gara membaca buku ini, saya tuh jadi ngayal pengen jadi anaknya Pak Amien Rais wkwkwk. Masya Allah, sebagai orang tua beliau  selalu hadir menguatkan anaknya ketika jatuh. Misalnya ketika Hanum harus menggugurkan kandungannya dan menjalani kuretase karena embrionya kosong,  tidak ada inti di dalamnya atau blighted ovum. Pak Amien juga dengan semangat memenuhi nazar ketika mendengar kabar putrinya mengandung, dengan berjalan beberapa kilometer dalam kondisi berpuasa.

    Book Review : Iam Sarahza


    Rangga juga sosok suami yang sangat baik, support-nya luar biasa. Ia tidak pernah membiarkan istrinya berjuang sendirian. Tingkah Rangga ini, bukan hanya menghibur istrinya tetapi juga menghibur pembaca. Saat tisyu sudah habis berlembar-lembar, pembaca masih bisa senyum-senyum melihat tingkahnya yang sangat  konyol.

    Iam Sarahza : BTS-nya 99 Cahaya di Langit Eropa

    Masih ingatkan teman-teman buku karangan Hanum Salsabila Rais yang super keren, tidak hanya mega best seller tetapi sudah diadaptasi juga ke layar lebar? Nah buku tersebut, ditulis pada saat ia sedang menantikan buah hati.

    Rangga menyarankan kepada istrinya untuk menjadikan menulis sebagai healing, atas kegagalan berbagai program kehamilan yang sedang mereka jalani. Ia berpendapat, jika anak biologis belum terlahir biarlah anak jiwa yang terlebih dahulu hadir di dunia.  

    Book Review : Iam Sarahza


    Iam Sarahza: Menguatkan

    Buku ini, saya rekomendasikan banget untuk dibaca. Bukan hanya menguatkan dan mengajarkan kesabaran bagi pasangan yang sedang menanti buah hati, tetapi bagi kita semua terutama bagi para perempuan untuk lebih berempati kepada sesamanya yang belum mendapatkan buah hati.

    Kisah yang tersaji dalam buku ini, dirangkai dengan diksi yang sangat indah dan menyentuh. Begitu sarat makna dan pelajaran tentang keberserahan seorang hamba kepada Rabb-nya.

     

  • You might also like

    12 comments:

    1. Ya Allah, bagaimana ya saya merasa campur aduk berbagai perasaan nih setelah membaca artikel ini. Ternyata putri Amin Rais memiliki masalah seperti itu dan begitu kuatnya mereka menghadapi itu semua.
      Saya yakin sungguh mereka itu orang orang terpilih dan pilihan
      Belum tentu orang lain bisa menghadapi jika diberi ujian seperti nya

      ReplyDelete
    2. Di setiap karya beliau (salah satunya novel 99 cahaya di langit Eropa yang sudaj difilmkan) pasti membahas ttg pengalaman hidup yang penuh cobaan dan itu berdasarkan kisah nyatanya. MasyaAllah banget pengalaman hidupnya.

      ReplyDelete
    3. MashaAllah~
      Sungguh buku yang memompa semangat untuk tetap berikhtiar. Namun, dibalik itu semua, tetap ada doa-doa dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Doa orangtua, pasangan dan seluruh support system yang mendukung agar Hanum bisa segera memiliki momongan.

      Semoga Allah berikan keberkahan dalam buku karya beliau.
      Barakallahu fiik~

      ReplyDelete
    4. Buku karyanya yang 99 Cahaya di Langit Europa udah diangkat ke layar lebar. Bagus ceritanya. Penasaran juga ama kisah I'm Sarahza. Memang benar kalau keluarga sebagai support sistem utama. Orang tua yang bijak akan selalu ada, pengertiam tanpa menghakimi

      ReplyDelete
    5. keren bgt Hanum ini yhaaa

      inspiring lady utk perempuan Indonesia.
      good job!!

      ReplyDelete
    6. salah satu buku yang ingin kubaca mbak, tapi qodarulloh belum sempat kebeli. Temanya pas banget buat wanita, dan tampak bahwa setiap orang punya ujiannya sendiri sendiri

      ReplyDelete
    7. Membaca ini membuat saya harus banyak bersyukur sebagai seorang ibu.. apalagi banyak di luar sana harus berjuang lebih untuk mendapatkan buah hati

      ReplyDelete
    8. Buku ini emang recommend banget
      Hanum Rais benar benar bisa membagikan kepada pembaca bagaimana perjuangannya mendapatkan keturunan

      ReplyDelete
    9. Buku buku Hanum Rais memberikan motivasi buat lebih bijak dalam menghadapi masalah hidup. Beda gaya berceritanya

      ReplyDelete
    10. wah jadi pengen baca mbak, bisa pinjam ga? wkwkwk ga modal ya saya
      saya pernah ada di posisi Hanum, kami sempat beberapa kali program hamil dan gagal, ada juga yang berujung sakit karena pengaruh perubahan hormon di tubuh saya, hingga akhirnya pada satu titik pasrah apapun yang terjadi. Alhamdulillah setelah itu Allah menitipkan pada kami seorang putri yang cantik
      Masalah jodoh dan anak adalah hal yang sensitif sehingga saya sangat hati-hati tentang hal in, karena pernah ada di posisi lama bertemu jodoh dan lama dititipin momongan

      ReplyDelete
    11. Aku banjir air mata pad baca perjuangan mba Hanum, suami, sama pak Amin Raies buat memperjuangkan keturunan. MasyaAllah merinding baca ceritanya mba Hanum

      ReplyDelete

    Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.