Suatu
hari ketika saya sedang berkunjung ke Gramedia, menemukan sebuah buku yang pada
cover depannya tertulis klaim bahwa buku tersebut telah terjual sebanyak
delapan juta kopi di seluruh dunia. Dan menempati urutan pertama New York Times
best seller.
Selain
itu tertulis juga testimoni singkat yang sangat mengesankan dari Dee Lestari.
Keren
banget kan?
Teman-teman
bisa menebak? kira-kira buku ini
menuliskan tema apa?
Self
improvement? Bukan
Filsafat?
Bukan
Novel
karangan penulis kondang? Juga bukan
Percayakah
teman-teman buku itu ngomongin seni beres-beres, alias bebenah yang katanya
dapat mengubah hidup selamanya. The life-changing magic of tidying up.
Judul Buku: The life- Changing Magic of Tidying Up | Penulis :
Marie Kondo | Penerjemah : Reni Indardini | Penerbit : PT. Bentang Pustaka |
Tahun Terbit : 2023, Juni Cetakan Pertama | Jumlah Halaman : 212 Halaman |
Masa
sih beberes dapat mengubah hidup selamanya? Kan beberes mah kegiatan
sehari-hari yang kayaknya bisa dilakukan oleh semua orang di seluruh dunia
tanpa perlu keahlian khusus. Itulah makanya beberes tidak pernah masuk
kurikulum sekolah.
Tapi
kenyataannya walaupun kita sudah beberes berulang kali bahkan lebih sering dari
minum obat. Rumah atau kantor kita pabalatak deui pabalatak deui, matak stress.
Apakah
penyebabnya? Karena kita tidak mengetahui tekhnik yang benar
Nah
Marie Kondo dalam buku ini menguraikan bagaimana cara beberes yang dikenal
dengan metode KonMari. Keajaiaban metode ini dinilai sangat ampuh, sehingga
banyak digemari oleh masyarakat Jepang dan menular keseluruh dunia.
Saat
ini perempuan Jepang yang sudah mulai menjajaki seni beberes dari mulai usia 15
tahun ini, menyelenggarakan kursus untuk klien di rumah atau untuk pemilik perusahaan di kantor. Semuanya
diselenggarakan secara privat dan konsultasi tatap muka.
Marie
menjamin bahwa para peserta kursus atau yang beberes dengan menggunakan metode
KonMari tidak akan pernah kembali ke kebiasaan berantakan. Mereka bahkan
menjadi semakin apik dan sistematis.
Teman-teman!
Marie ini tidak pernah kekurangan
pelanggan lho. Kalau mau mengikuti kursus ini tidak bisa sekarang daftar
langsung dilayani, harus antri dulu selama tiga bulan. (Cadas banget)
Tapi
worthed sih kalau menurut saya, para alumni peserta kursus ini mengaku sangat
puas dengan hasilnya. Liat aja nih beberapa testimoni yang dibagikan Marie
Kondo dalam buku ini
Selepas mengikuti kursus Anda, saya berhenti bekerja dan memulai bisnis sendiri dibidang yang sudah saya cita-citakan sejak kecil.
Kursus anda mengajarkan kepada saya untuk melihat apa saja yang
saya sungguh butuhkan dan apa saja yang tidak saya perlukan. Jadi saya lantas
saya minta cerai. Sekarang saya merasa jauh lebih bahagia.
Dengan gembira saya sampaikan bahwa sesudah membereskan apartemen,
angka penjualan saya kian meningkat.
Saya dan suami kian rukun saja
Mencengangkan bahwa membuang ini ternyata menimbulkan perubahan
besar dalam hidup saya.
Kalau
diperhatikan dengan cermat dan seksama pengakuan dari para peserta kursus
tersebut, berarti klaim bahwa metode beberes KonMari bisa mengubah kehidupan
seseorang, The life- changing magic of tyding up, itu nyata adanya.
Bukan omon-omon belaka.
Kok
bisa?
Apa
hubungannya?
Bagaimana
caranya?
Kata
Marie Kondo, kenapa itu terjadi karena pendekatan yang ia gunakan bukan hanya
sebuah tekhnik belaka tetapi juga memperbaiki pola pikir agar dapat menciptakan
keteraturan dan menjadi pribadi yang rapih.
Keren
banget kan? Penasarankan caranya bagaimana sini saya bocorkan
Metode KonMari
Intinya
metode beberes dengan menggunakan metode KonMari ini hanya terdiri dari dua
tahap yaitu mulailah dengan membuang. Kemudian rapikan ruangan secara
menyeluruh, sekaligus dalam satu waktu.
Nah
sebelum mulai membuang barang-barang yang tidak diperlukan, menurut Marie harus memvisualisasikan terlebih dahulu apa
tujuan kita berbenah. Membayangkan gaya hidup ideal, bagaimana rasanya menghuni
tempat yang bersih dan tertata rapih.
Jika
tahap ini dilewati menurut Marie maka proses berbenah menjadi terhambat dan
semakin rentan untuk kembali pada kebiasaan berantakan.
Setelah
mempunyai tujuan berbenah yang jelas, tahap selanjutnya adalah mulai membuang
barang-barang yang tidak diperlukan.
Teorinya
sih mudah ya, tapi kenyataannya kalau disuruh membuang barang-barang itu suka
enggak tega, banyak kenangannya dan lain sebagainya.
Tenang
Marie mengajarkan cara menseleksi barang-barang yang akan kita buang yaitu :
1.
Mengambil dan memegang setiap benda kemudian bertanya, “Apakah benda tersebut
membangkitkan kebahagiaan?” jika tidak maka buang saja.
2.
Pilah Berdasarkan Kategori bukan Berdasarkan Lokasi
Marie
sangat menekankan ketika berbenah jangan berdasarkan lokasi tetapi berdasarkan
kategori. Ia membagi barang-barang yang harus dibenahi dalam lima kategori
yaitu pakaian, buku, kertas, komono (pernak pernik) dan terakhir barang
kenangan.
3.
Jangan Memulai dari Barang-Barang Kenangan
Jika
kita memulai membuang dari benda-benda kenangan, takutnya akan gagal proses
berbenahnya.
4.
Jangan Izinkan Keluarga Melihat
Sebaiknya
saat kita sedang berbenah secara menyeluruh jangan mengizinkan keluarga untuk
melihat proses membuang barang ini. Soalnya nanti banyak pendapat yang membuat
kita tambah ragu untuk membuat sebuah keputusan.
Stop Hidup Konsumtif
Teknologi
informasi yang berkembang begitu cepat dan dahsyat seperti sekarang ini,
membuat dunia tanpa sekat. Dibalik segala kelebihannya, perkembangan teknologi informasi ini juga
menyeret manusia pada gaya hidup konsumerisme.
Ketika
sebuah trend berkembang di suatu negara maka akan segera diikuti oleh orang-orang di
negara lain. Sehingga secara tidak sadar kita akan menumpuk begitu banyak
barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.
Metode
KonMari mengajarkan untuk hidup tidak
berlebihan, sesuai kebutuhan. Tidak kurang dan tidak lebih.
Menariknya
lagi Marie Kondo juga mengajarkan agar kita untuk berterimakasih dengan
barang-barang yang telah kita gunakan. Misalnya selepas pulang kerja ia akan
mengeluarkan barang-barang yang tidak dibutuhkan dan membuangnya dari tas. Seperti struk belanja, tiket parkir,
tisu, permen dll. Kemudian Marie akan berterimakasih kepada tas itu karena
telah melayani dengan baik.
Luar
biasa kan? Saya tuh enggak pernah kepikiran lho untuk berterimakasih pada
barang-barang yang selama digunakan.
Jadi
ingin ikut kursusnya deh, biar lebih faham aja. Saya tuh belum ngerti
sepenuhnya bagaimana cara berbenah pakaian yang benar menurut metode KonMari
ini. Kalau melihat langsung kayaknya jadi lebih ngerti deh.
No comments:
Post a Comment
Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.