Resensi novel Al Masih Putra Sang Perawan, saya tulis setelah kurang dari seminggu buku setebal 450 hal ini selesai dibaca. Novel Al Masih Putra Sang Perawan, bukan buku pertama karya Tasaro GK yang saya koleksi.
Tema-tema langka yang sering
disajikan selalu menarik perhatian. Terhitung ada tujuh buku karya penulis yang
sudah saya nikmati. Diawali dengan tetralogi Muhammad,Nibiru, kemudian Al-Masih Putra Sang Perawan dan Al-Masih Lelaki yang Diurapi.
Novel ini mengungkapkan kisah
tentang Maryam, Maria, Miryam sebuah nama yang disematkan kepada perempuan
suci putri Imran oleh ketiga agama. Kisah kehamilan yang mu’zizati dan
keluruhan akhlaknya, senantiasa didengungkan selama ribuan tahun dari generasi
ke generasi. Digoreskan dengan tinta emas dalam kitab suci yang mulia.
Sungguh saya merasa cemburu
betapa orang-orang saleh senantiasa dekat dengan pertolongan Sang Pencipta.
Seperti keluarga Imran, berkat kesabaran menantikan buah hati dengan penuh
keimanan, mengundang kemurahan Allah untuk mengabulkan doa mereka yang dikabarkan
langsung oleh malaikat. Begitupun dengan Nabi Zakaria dan istrinya yang tidak
berhenti memohon selama 70 tahun.
Penulis mengisahkan kelahiran
Al-Masih yang ditafsir dari dua kitab yaitu Injil dan Al-Quran. Berkelindan
dengan kisah Mateo Gesu dan Saathi yang terdampar di Batavia. Dua puluh tahun
setelah gagalnya Raja Jawa terkenal,
Sultan Agung, menaklukan kota yang dikuasai oleh kompeni (VOC) yang kini menjadi
Ibu Kota Negara Indonesia yaitu Jakarta.
Batavia
Kota harapan bagi seorang
gadis Mataram bermata biru. Ia datang ke Batavia untuk mengadu nasib bersama kedua adiknya yaitu Byoma dan Mletik.
Dengan mengendarai gerobak yang ditarik oleh sepasang kerbau, yang tidak hanya
berfungsi sebagai alat transportasi juga sebagai rumah tempat mereka berteduh.
Namun Batavia yang di huni
oleh masyarakat dari berbagai etnis diantaranya
Moor, Belanda (Eropa), Tionghoa, dan masyarakat pribumi dengan berbagai
agama yang diimani. Terlalu kejam bagi gadis bersuara emas yang piawai
menembang “Sastra Gending” itu.
Gendingnya bergerak dalam tangis karena keagungan penjelasannya, kewajiban seluruhnya perbuatan yang membawa kebahagiaan. Kebahagiaan tujuan hidup.
Saathi harus kehilangan
segalanya, bukan hanya harus terpisah dengan kedua adik serta kehilangan harta
benda. Lebih dari itu, dia juga harus kehilangan kemerdekaan diri, hidup
terhina sebagai seorang budak.
Pertemuannya dengan Gesu,
naturalis berkebangsaan Italia, yang mempunyai misi suci mencari sebuah reliqui
di Batavia. Membawa secercah harapan bagi budak Ny. Lyzbeth van Hoorn itu.
Namun lelaki yang pada awal pertemuan sempat diteriaki hantu oleh Byoma ini pun,
memiliki masalah yang tidak kalah pelik dengan Saathi.
2in1
Novel Al-Masih Putra Sang
Perawan ini, genre favorit saya banget. Sebuah karya literasi yang tidak hanya
menghibur tetapi juga mencerahkan. Banyak ilmu pengetahuan yang terserap ketika
tiba pada halaman akhir .
Penulis mengungkap fakta
sejarah tentang kerukunan umat beragama yang hidup dalam sebuah wilayah yang
bernama Batavia. Ceritanya sangat mengalir menggunakan diksi yang mudah
difahami, walaupun tidak seringan teenlit. Awalnya sempat agak loading, ketika menyimak banyak dialog berbahasa
melayu yang digunakan pada abad 17.
Ada satu kata yang saya anggap tidak dipergunakan lagi dalam kosa kata Bahasa Indonesia saat ini, karena tidak cukup familiar. Ternyata saya yang kurang update, kata terperanyak ada dalam KBBI yang berarti jatuh terduduk dengan tiba-tiba; jatuh duduk; terjelepok.
Teladan Maryam“Pemuka wanita ahli surga ada
empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah SAW, Khadijah
binti Khawailid dan Asiyah, istri Firaun." (HR Muslim dan Hakim)."
Judul Buku : Al-Masih Putra
Sang Perawan | Penulis : Tasoro GK | Penerbit : Bentang Pustaka | Jumlah
Halaman : 450 Halaman | Tahun Terbit : 2021, Cetakan Kedua | ISBN :
978-602-291-742-7 | Harga : Rp. 119.000 (Pulau Jawa) |
Kyknya bagus nih cerita bukunya
ReplyDeleteSeru bgt ini bukunya
ReplyDeleteseru nih mom review buku, nambah ilmu dan jadi bisa share ceritanya nih
ReplyDeleteMakasih ya sudah bikin reviewnya jadi terinspirasi buat baca
ReplyDeleteMakasih reviewnya. Dapet inspirasi nih buat nyari buku
ReplyDeleteThanks untuk review nya mom.. semoga semakin banyak yang share seperti ini jadi bisa menumbuhkan minta untuk baca buku..
ReplyDeleteTerimakasih reviewnya mom.. Menginspirasi sekali
ReplyDeleteRecomendes untuk dibaca
ReplyDeleteSeneng banget aku bisa dapat ilmu tambahan jadinya makasih bunda
ReplyDeleteJadi pingin punya bukunya..
ReplyDeleteMakasih mom udh spill ceritanya
ReplyDeleteWaw keren y mom semangat bacanya, daging semua lagi 😍 smoga aku bisa ngikutin mom ya smngatnya😊👏
ReplyDeletehayu semangat
DeleteMasyaAllah ceritanya inspiring banget yaa mom 😍😍
ReplyDeleteSangat menginspirasi dan rekomen yaa, nambah Lg buat list bacaan buku, makasih reviewnya 🤗
ReplyDeleteSangat menginspirasi banget mom ceritanya . Jadi semangat baca
ReplyDeleteaku pernah liat judul buku ini, penasaran isinya apa. jadi pengen baca
ReplyDeleteBagus bgt nih isi bukunya
ReplyDeleteKeren sih mom masih bisa nyempetin baca buku.. hobby ya mom?
ReplyDeleteBagus sekali ulasannya mom twrimakasih yaa
ReplyDeleteKeren mom ceritanya pgen belajar nulis juga
ReplyDeletekeren ceritanya, pengen baca lengkapnya deh
ReplyDeleteMenarik sekali bukunya, makasih umi udah sharing kasih info yang bermanfaat.
ReplyDeletemenarik dan keren bgt ceritanya ihh 🥰
ReplyDeleteBacaannya menggigit semua, ya. Salut deh, bisa konsisten baca buku tebel-tebel kayak gini. 😍
ReplyDeleteMasyaa Allah, jadi pengen qtime sama novel ini...
ReplyDeletePenasaran bridging antara kisah Batavia dan Maryam. Mungkin bisa dikasih spoiler sedikit
ReplyDeleteTasaro GK emang juaranya meramu kisah asli dalam bentuk novel yaa 😍 duh kudu dimasukkan wishlist nih
ReplyDeleteTeladan wanita sepanjang zaman: Maryam
ReplyDeleteMaryam... sosok wanita soleh yang menjadi teladan.
ReplyDeleteKalau nggak salah, ada juga yang sudah mwmbuat film tentang bunda maryam ini.
Weits, wishlist setelah lautan bercerita nih!😊
ReplyDeletemasyaAllahu, Ibunda Maryam, memang menggambarkan sosok wanita yang penyabar dalam menjaga iffahnya. semoga kita bisa mengikuti jejaknya. thakyou, mba for sharing.
ReplyDeleteMasyaAllah untuk kisahnya ya Kak, keren nih revieewnya, berasa pengen baca full aku.
ReplyDeleteWuih, toss nih sesama penggemar Tasaro GK. Aku juga collect, Mbaaa ... buku-bukunya. Gaya bahasanya yang paling aku suka. Nyandu banget! Tetralogi Muhammad, Patah hati di Tanah Suci, termasuk buku Al Masih ini. Sudah lama beli, sih ... tapi belum sempat baca. Thanks reviewnya.
ReplyDeleteMasyaAllah..aku juga suka tulisan Abah Tasaro. Semoga nanti bisa baca yang ini juga. Makasih review-nya ya mbak
ReplyDeleteWaaah, menarik sekali ulasannya, Kak. Novel selalu jadi pilihan asyik untuk menemani me time. 🥰
ReplyDeleteWoww..pilih resensinya sungguh luar biasa sekali. Saya yang tidak pernah mendengar tentang novel ini jadi membaca resensinya berulang-ulang, dan semakin penasaran dengan isinya.
ReplyDeleteThanks mbak untuk resensi dan sharingnya, luar biasa sekali. You done it very well
Saya baru mendengar judul bukunya, hehe mungkin terlalu kudet, ya. Dari resensinya jadi tahu dan sepertinya emang menarik. Meski tebal juga. Tandai, deh. Mudah-mudahan bisa nemu novel ini. Terima kasih sudah berbagi.
ReplyDelete