Pecinta
historical fiction dan novel detektif, wajib merapat! Buku The Last Secret of
The Temple karya Paul Sussman ini tidak boleh dilewatkan. Sungguh, saya
menyesal kenapa baru membacanya sekarang, padahal buku ini sudah lama berdebu
di pojokan rak.
Awalnya saya
tidak berniat, tetapi saat tak sengaja melihat versi cetakan terbarunya di toko
buku dengan desain cover yang lebih cerah dan menarik, saya langsung tergoda
untuk membacanya. Begitulah saya, tidak memerlukan banyak alasan untuk tertarik
membaca sebuah buku. Ada yang sama?
Mengungkap
Kasus Pembunuhan Hannah Schlegel
Novel ini
dibuka dengan kematian Piet Jansen, seorang pemilik hotel The Menna-Ra di
Gezira. Kasus ini kemudian menyeret Detektif Khalifa pada konspirasi politik
tingkat tinggi yang melibatkan tiga negara dan penelusuran simbol suci umat
Yahudi, Mennorah, yang telah hilang ratusan tahun.
Kecurigaan
Khalifa bermula saat melihat sejumlah barang bukti di rumah korban. Ia lantas
menghubungkannya pada kasus kematian Hannah Schlegel lima belas tahun silam di
kompleks Kuil Karnak.
Walaupun
kasus Hannah sudah dinyatakan case close dan pelakunya (seorang pencopet kecil
bernama Jamal) sudah ditangkap, insting Detektif Khalifa mengatakan Jamal
bukanlah pembunuh sesungguhnya. Ia curiga ada aspek teka-teki lain yang harus
dipecahkan.
Kecurigaannya
semakin besar saat berkas-berkas kematian Hannah tidak bisa ia temukan. Ia pun
berjuang meyakinkan atasannya, Inspektur Hasani, untuk membuka kasus ini
kembali. Setelah sempat ditolak mentah-mentah, Khalifa akhirnya mendapat lampu
hijau setelah menemui Inspektur Mahfudz yang kini terbaring sekarat di
rumahnya. Mahfudz merestui, dengan alasan bahwa pada akhirnya Khalifa telah
berbuat benar.
Kira-kira,
berhasilkah Khalifa mengungkap rahasia yang tersembunyi selama lima belas tahun
itu?
Seru,
Berat, dan Penuh Plot Twist
Awalnya saya
mengira novel ini bisa selesai dalam kurang dari sepekan. Ternyata, saya molor
sampai hampir tiga minggu! Novel ini memang lumayan berat dan alurnya cenderung
lambat, menuntut kita untuk membaca dengan serius karena kaya akan detail.
Diceritakan
dari sudut pandang orang ketiga, Paul Sussman menyajikan kisah detektif yang
berujung pada penemuan Mennorah. Sussman sangat apik dalam meramu cerita yang
berlatar konflik Palestina-Israel. Cerita ini dihiasi dengan fakta-fakta
sejarah tentang Perang Salib dan Nazi yang berkelindan dengan isu keimanan,
cinta, kecurigaan, pengorbanan, kelicikan, dan dendam.
Hal yang
membuat cerita ini kuat adalah tiga karakter utamanya yang memiliki latar
belakang berbeda:
- Khalifa: Seorang Arab Muslim berkebangsaan Mesir.
- Ben Rion: Seorang Yahudi berkebangsaan Israel.
- Laila: Berdarah Arab-Inggris, Kristen berkebangsaan Palestina.
Plot
twist-nya juga juara banget, benar-benar tidak terduga dan bikin melongo. Hal
ini tentunya didukung oleh pengalihbahasaan yang cakap, membuat
kalimat-kalimatnya mudah dipahami dan tidak bikin lieur (pusing).
Tidak heran buku ini menjadi The International Best Seller dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Kritik
dan Pelajaran
Meski
demikian, ada beberapa adegan yang menurut saya kurang maksimal:
Deskripsi
Adegan: Adegan perebutan Mennorah di gua bekas penyimpanan harta Nazi di Jerman
terasa kurang detail. Hal ini membuat saya agak susah mengimajinasikannya.
Motivasi
Karakter: Keputusan Laila untuk menolong Khalifa dan Ben—hanya karena teringat
pesan ayahnya agar tidak membiarkan seseorang terbunuh—terasa kurang greget
secara emosional.
Terlepas dari
kritik kecil tersebut, novel ini memberikan pelajaran berharga: tidak ada
konflik yang tidak dapat diselesaikan jika semua pihak dapat berpikiran
terbuka, dan tidak ada pihak yang tamak serta rakus mengutamakan kepentingan
pribadi.
Novel ini
sangat direkomendasikan bagi Anda yang menyukai novel misteri yang menyelipkan
sejarah dan isu geopolitik mendalam!
Data
Buku
Judul
Buku: The Last Secret of The Temple
Penulis:
Paul Sussman
Penerjemah:
Ratih Ramelan
Penerbit:
Pustaka Alvabet
Tahun
Terbit: 2008, Juli Cetakan 2
Jumlah
Halaman: 608

No comments:
Post a Comment
Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.