Thursday, October 24, 2024

Resensi Buku Untuk Negeriku (Menuju Gerbang Kemerdekaan) Sebuah Otobiografi Mohammad Hatta

 

Resensi Buku Untuk Negeriku (Menuju Gerbang Kemerdekaan)

Alhamdulillah jilid ketiga dari trilogi Untuk Negeriku sebuah otobiografi Mohammad Hatta yang berjudul Menuju Gerbang Kemerdekaan, menjadi buku kelima yang kubaca di bulan Oktober ini. Jujurly buku ini bukan pilihan saya, tetapi pilihan suami.

Waktu itu,  saya lagi sering menyimak podcast orang-orang terkenal yang mendatangkan narasumber-narasumber yang tidak kalah terkenal dan keren juga. Nah para narasumber itu banyak yang mengaku, mereka itu mengidolakan sosok yang dikenal sebagai Bapak Proklamator Indonesia yaitu Bung Hatta.

Apalagi saat itu sempat viral, ada unggahan  yang menyedot perhatian luar biasa dari para netizen. Ketika ada salah satu pesohor negeri ini berbicara kepada lukisan Bung Hatta. (Tahu kan siapa?)

Nah saya tuh jadi penasaran, seperti apa sih sosok Bung Hatta itu sebenarnya? Bagaimana sih pemikirannya? Saya kan udah lama meninggalkan bangku sekolah dan faktor U juga. Jadi sudah banyak lupa tentang pelajaran di sekolah dulu.

Kebetulan bulan Oktober adalah bulan ulang tahun pernikahan kami, saya pikir kesempatan nih buat request hadiah pernikahannya  buku Bung Hatta. (receh banget ya, orang mah minta hadiah itu berlian, mobil, atau tas mehong).

Kenapa buku? Karena dalam keluarga kami, sengaja dihidupkan tradisi untuk memberi hadiah buku pada hari-hari bahagia. Dan pada suatu pagi, dua minggu sebelum tanggal our wedding anniversary sebuah paket berisi delapan buku. Tujuh diantaranya membahas tentang Bung Hatta tiba di rumah dengan selamat.

Terimakasih Pak Suami….

Judul Buku : Menuju Gerbang Kemerdekaan | Penulis : Mohammad Hatta | Penerbit : PT. Kompas Media Nusantara | Tahun Terbit : 2022, Cetakan kesepuluh |Jumlah Halaman : viii + 230 halaman | ISBN : 9786024124229

Resensi Buku Untuk Negeriku (Menuju Gerbang Kemerdekaan)


Tidak Ada yang Abadi di Dunia

Itulah keyakinan Bung Hatta ketika  memutuskan untuk menjadi golongan naturalis saat menjalani pembuangan di Boven Digul, dengan konsekuensi tidak akan pernah dipulangkan kembali ke daerah asal. Keyakinan itu, benar adanya. Status Bung Hatta sebagai orang buangan, berakhir begitu saja ketika Jepang dapat mengalahkan sekutu dalam peperangan di Asia Pasifik.

Setelah selesai menjalani masa pembuangannya, Bung Hatta menerima penawaran untuk bekerjasama dengan Pemerintah Militer Jepang setelah memastikan bahwa kehadiran Jepang di Indonesia bukan untuk menjajah tetapi untuk membantu memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Walaupun mau bekerjasama dengan Pemerintah Militer Jepang, Bung Hatta tidak mau menjadi pegawai pemerintah. Beliau lebih memilih menjadi penasihat yang bebas memberikan nasihat kepada Pemerintah Militer berdasarkan tanggung jawabnya sendiri dan tidak berada dibawah perintah salah satu pembesar Jepang.

Kedudukannya sebagai penasihat memungkinkan Bung Hatta untuk menampung teman-teman untuk bekerja di kantornya. Selain itu ia juga bisa menolong temannya seperti Mr. Amir Sjarifuddin yang pada saat itu sedang dikejar-kejar Kempetai dan mungkin akan dibunuh karena dianggap sebagai agen Belanda yang ditinggalkan untuk menghasut rakyat Indonesia terhadap Jepang.

Mr. Amir Sjarifuddin pun dapat diselamatkan, setelah Bung Hatta berhasil meyakinkan Tuan Miyoshi bahwa Mr. Amir Sjarifuddin adalah seorang intelek yang cerdas dan pemimpin pergerakan rakyat.

Resensi Buku Untuk Negeriku (Menuju Gerbang Kemerdekaan)


Kegelisahan Kaum Muda

Ketika tersiar kabar bahwa Jepang telah dikalahkan oleh Sekutu, para pemuda mendesak Sukarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas nama rakyat Indonesia. Bukan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) karena akan dicap oleh sekutu bahwa Indonesia adalah buatan Jepang.

Tetapi Baik Bung Hatta maupun Bung Karno menolak keinginan para pemuda dengan alasan bahwa mereka tidak dapat bertindak sendiri. Karena hal tersebut akan menjadi janggal dimata orang-orang ketika PPKI telah membukakan jalan untuk kemerdekaan Indonesia. Tetapi mereka malah memproklamirkan kemerdekaan sendiri padahal Sukarno adalah ketuanya.

Ketika kedua belah pihak tidak menemukan titik temu, maka ketegangan tidak dapat dihindari. Wikana mengatakan “Apabila Bung karno tidak mau mengucapkan pengumuman kemerdekaan itu pada malam ini juga, besok pagi akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah”

Ancaman tersebut memantik emosi Bung Karno, sambil menunjuk lehernya dia berkata “Ini leherku, seretlah aku ke pojok sana dan sudahilah nyawaku malam ini juga, jangan menunggu sampai besok.”

Kaum muda tidak menyerah, keukeuh mereka ingin segera Indonesia cepet diproklamasikan atas nama rakyat. Merekapun menculik kedua proklamator ini ke Rengasdengklok.

Resensi Buku Untuk Negeriku (Menuju Gerbang Kemerdekaan)


Behind The Scene Sejarah Indonesia

Membaca trilogi otobiografi Mohammad Hatta ini seperti menyaksikan hal-hal yang terjadi di belakang layar panggung Sejarah Indonesia langsung dari pelaku sejarahnya.

Misalnya kalau dalam buku sejarah kayaknya tidak mungkin deh diungkap bahwa Bung Hatta pernah diompolin Guntur, anak sulung Bung Karno, saat diculik oleh pemuda ke Rengasdengklok hahahaha.

Betewe teman-teman, Bung Hatta ini pernah menyamar lho sebagai co-pilot saat akan pergi ke India untuk menemui Jawarahlah Nehru. Pada saat itu, Indonesia akan meminta bantuan senjata kepada India karena ada tanda-tanda Pemerintah Belanda akan menyerang daerah Republik Indonesia.

Namun sayang India tidak bisa mengabulkannya karena persenjataan masih di tangan Inggris. India hanya bisa memberikan bantuan diplomatis dengan mengadakan resolusi dan protes kepada PBB supaya tindakan Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali pasca proklamasi Indonesia di hukum.

Saat kunjungan ke India itu, Bung Hatta tidak hanya bertemu dengan Nehru. Putera Minang ini juga bertemu dengan tokoh pejuang India yang sangat terkenal dengan gerakan perlawanan tanpa menggunakan  kekerasannya. Ada yang tahu? Yes Mahatma Gandhi.

Pada saat pertemuan itu Gandhi mengatakan “Aku tidak percaya, bahwa Indonesia dapat dijajahnya kembali. Seluruh dunia sudah menentang kolonialisme dan Belanda mau kembali menjadi kolonisator. Aku tahu sahabatku dahulu menentang penjajahan belanda dengan non-cooperation, seperti kami dahulu menentang penjajahan Inggris dengan aksi non-cooperation sampai akhirnya sesudah Perang Dunia II Inggris berputar haluan dan mengakui India sebagai dominion”.

Kemudian dia juga berkata “Aku yakin bagaimanapun agresifnya Belanda, Indonesia akan menang”.

Walaupun India tidak dapat memberikan bantuan persenjataan tetapi kunjungan Bung Hatta ke India semakin menambah semangat untuk terus berjuang dan yakin Indonesia akan menang. Mulai saat itulah semboyan “SEKALI MERDEKA, TETAP MERDEKA” senantiasa melekat dalam jiwa pejuang.

Resensi Buku Untuk Negeriku (Menuju Gerbang Kemerdekaan)


Harus di Baca

Melayari halaman demi halaman buku ini, saya seperti memanggil memory saat belajar mata pelajaran Sejarah waktu sekolah dulu. Soalnya jadi ingat lagi  tentang perjanjian Roem-Royyen, Konferensi Meja Bundar (KMB), Perjanjian Linggar jati,berbagai peristiwa yang terjadi seputar proklamasi dll. Soalnya buku ini juga menceritakan berbagai drama yang dialami oleh Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden saat itu. Bagaimana beliau berjuang agar Indonesia yang baru seumur jagung tetap tegak berdiri mempertahankan eksistensinya.

Aku merekomendasikan buku ini harus banget dibaca terutama oleh anak-anak gen- z biar tahu sejarah bangsanya. Masa depan Indonesia ada ditangan kalian Mas bro.

12 comments:

  1. Wah, keren banget prinsip Bung Hatta yang teguh meski lagi di situasi sulit seperti pembuangan. Bener sih, nggak ada yang abadi di dunia, termasuk masa-masa sulit yang akhirnya membawa beliau pada peran besar untuk Indonesia.

    ReplyDelete
  2. Prinsip bapak negara yang keren banget. Baca buku ini jadi nambah jiwa semangat untuk berkontribusi ya mba. Untuk. Kemajuan negara

    ReplyDelete
  3. Hari ini sepertinya kita semua, perlu belajar sejarah agar bisa meniru semangat para pejuang. Miris rasanya melihat orang orang lebih update info artis daripada sejarah bangsa sendiri.

    ReplyDelete
  4. Senang dapat wawasan baru terkait perjuangan beliau. Saya tuh daripada nonton film akhir September itu mending dari buku biografi seperti ini kalau mau tahu sejarah bangsa dan tokoh nya.
    Terimakasih semua informasi ya

    ReplyDelete
  5. Umma bangga dengan bung Hatta yang memiliki banyak karakter teladan yang bisa kita contoh sebagai generasi bangsa

    ReplyDelete
  6. Aku baru baca sejarah bung Hatta dari literatur dan jurnal aja, sepertinya buku ini harus segera dimiliki biar baca lebih lengkap biografi dari bung Hatta

    ReplyDelete
  7. Masya Allah, hadiah ultah pernikahannya satu set buku Bung Hatta, keren dan bedaaa ini
    Berasa mengingat-ingat lagi pelajaran sejarah ya ini. Lengkap pula ada 8 buku tentang sososk Bung Hatta

    ReplyDelete
  8. Pengin juga baca sejarah yang berkaitan dengan Bung Hatta ini. Selama ini kan taunya yang menonjol hanya Bung Karno sebagai proklamator sekaligus presiden pertama RI. Padahal kisah2 istimewa dari Bung Hatta pun juga banyak dan memikat hati

    ReplyDelete
  9. Kalau untuk bahasanya, gimana ka Oemy?
    Mudah dipahami anak genji kah?

    Aku pingin banget mengahdiahkan anak pertamaku yang hobinya baca buku non-fiksi.
    Biasanya masih baca buku-buku Why Series siih.. tapi kami cukup sering berdiskusi mengenai sejarah. Dan dia sangat antusias dengan pertanyaan-pertanyaan kritisnya.

    Bener-bener mengupas hal-hal detil selama proses proklamasi yaa..
    Kadang kalau memikirkan dari sisi Soekarno, aku juga bertanya kenapa ia masih meragu di waktu tersebut?
    Dan alhamdulillahnya ada katalisator yang ngebet pengen merdeka.

    MashaAllaa~
    Dengan membaca buku Menuju Gerbang Kemerdekaan, kita sebagai generasi penerus bangsa harus menghargai dengan cara menjaga perdamaian bangsa ini.

    ReplyDelete
  10. wah banyak banget ya buku otobiografi bung hatta. benar-benar lengkap banget ini bukunya, mbak. dan memang penting sekali juga bagi anak-anak kita untuk mengenal bapak proklamasi lewat buku yang ditulisnya bukan dari narasi-narasi media gitu

    ReplyDelete
  11. Saya jarang banget baca buku autobigrafi. Pernah baca soe Hok Gie, bagus banget. Dan kini baca resensinya aoutobiografi pak Muhammad Hatta, keren banget cara berfikirnya.

    ReplyDelete
  12. anak saya duduk di bangku SMP, suka sejarah sejak SD.cuma dia malas baca buku, tp klu nonton sejarah dari video seperti youtube dia suka. gen z sepertinya harus direcoki sejarah dengan cara sesuai minat mereka. beda dengan kita dulu yg mmg harus ngafal dari buku bacaan

    ReplyDelete

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.