Wednesday, November 17, 2021

Mungkinkah Bumi Tidak Dapat Dihuni?

Bumi Yang tak dapat dihuni
Selama ini, saya menanggapi isu perubahan iklim seperti dongeng. Cerita-cerita mengenai mencairnya es di Antartika yang akan menenggelamkan daratan, seperti kisah horor untuk menakuti anak kecil. Bualan aktivis lingkungan yang tidak akan pernah terjadi. Bumi selamanya akan baik-baik saja, tidak mungkin menjadi planet yang tak dapat dihuni.

Ternyata anggapan itu salah besar, selama ini bumi telah mengalami lima kali pemusnahan massal yang melenyapkan sebagian besar kehidupan. 450 juta tahun yang lalu 86 persen spesies punah; 70 juta tahun kemudian 75 persen; 100 juta tahun kemudian 96 persen; 50 juta tahun kemudian, 80 persen dan 150 juta tahun sesudahnya 75 persen.

Dan tahukah gaiss, kecuali yang melenyapkan dinosaurus, kepunahan masal itu disebabkan oleh perubahan iklim akibat gas rumah kaca. Efek rumah kaca ini yang paling parah menghantam bumi terjadi pada 252 juta tahun yang lalu.

Pada awalnya, karbon dioksida menaikkan suhu bumi sebanyak 5 derajat celsius. Lajunya mengalami percepatan ketika pemanasan tersebut memicu lepasnya metana, gas rumah kaca lain, dan berhenti setelah hampir semua makhluk bumi tewas.

Parahnya lagi, menurut Al Gore tanpa disadari laju perubahan iklim yang disebabkan oleh semakin banyaknya karbon yang dilepaskan ke atmosfer sejak revolusi industri. sama besarnya dengan yang terjadi di semua abad- semua milennium- yang sudah berlalu. Untuk itu pada tahun 1992 WHO menetapkan kerangka perubahan iklim.


Dampak Perubahan Iklim 

  1. Kenaikan suhu bumi yang mematikan bagi makhluk hidup.
  2. Kelaparan, setiap kenaikan satu derajat suhu bumi akan menurunkan hasil panen sebanyak 10 persen.
  3. Tenggelamnya daratan, karena kenaikan permukaan laut setidaknya 1,2 m, dan bisa mencapai 2,4 m pada akhir abad ini. Apabila pembakaran bahan bakar fosil tidak dikurangi.
  4. Udara yang tak bisa dihirup, ketersediaan oksigen yang cenderung mengecil, jika makin banyak karbon di atmosfer. Dengan kadar CO2 930 parts permilion, kemampuan kognitif turun 21 persen sehingga akan mengancam kesehatan dan menurunkan tingkat intelektual.
  5. Wabah akibat pemanasan, seiring dengan mencairnya es di artika. Kuman-kuman penyakit yang terjebak dalam es selama jutaan tahun, akan mulai beredar diudara dan menjangkiti makhluk hidup.
  6. Kebakaran hutan dan lahan yang semakin luas dari tahun ke tahun di seluruh dunia.
  7. Bencana tak lagi alami, dengan kenaikan suhu bumi 4 derajat celsius. Akan memicu banyak sekali terjadi bencana alam.
  8. Kekurangan air. Pemanasan global mengakibatkan gletser meleleh sampai habis, sehingga terjadi krisis air bersih.
  9. Laut sekarat. Akibat pemanasan global, laut tidak akan lagi menjadi penyumbang satu per lima kebutuhan protein umat manusia karena semakin banyaknya ikan yang bermigrasi mencari wilayah yang lebih dingin.
  10. Ambruknya ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang melesat pesat pada abad 18 karena ditemukannya bahan bakar fosil. Secara perlahan akan mengalami pelambatan seiring dengan semakin menipisnya persediaan bahan bakar fosil di alam.
  11. Konflik akibat iklim. Perubahan iklim mengakibatkan krisis ketersediaan sumberdaya yang akan memicu konflik di berbagai wilayah.

 


Kesan terhadap buku


David Wallace-Wells yang merupakan deputi editor majalah new york ini memberikan penjelasan secara gamblang dengan riset yang mendalam mengenai bagaimana dampak perubahan iklim akan mengubah semua segi kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari banyaknya catatan yang disertakan penulis dari halaman 247 sampai halaman 330.

Membuka kesadaran saya untuk lebih peduli terhadap lingkungan, seperti yang dituliskan para diaspora Indonesia di sembilan negara dalam sebuah antologi yang berjudul Green Stories Around The World sebagai satu-satunya solusi untuk mengurangi dampak perubahan lingkungan agar bumi ini masih layak untuk di huni. Karena sampai saat ini, belum ada satu pun teknologi ciptaan manusia yang mampu menahan laju perubahan iklim.



24 comments:

  1. wah seneng bgt mom kontennya review buku, bisa nambah wawasan nih. Makasih banyak reviewnya 💕

    ReplyDelete
  2. Reviewnya bagus mom, menambah informasi bgt dan membantu buat jadi tertarik baca juga. Terima kasih 💕

    ReplyDelete
  3. 😭😭 bener mom, sekarang mau bener2 mikirin kontribusi apa yg sudah kita lakukan untuk menekan laju kenaikan suhu bumi dan merasa berdosa banget ngasih tempat yang makin gak aman untuk anak2 kelak 😭 ya Allah..

    ReplyDelete
  4. Waaah review buku. Keren mom say. Semangat terus 🔥

    ReplyDelete
  5. Seneng banget bisa menulis buku, semangat terus mom untuk tetap berkarya.

    ReplyDelete
  6. Udah lama gak ke perpus baca buku sastra. (malvainsani)

    ReplyDelete
  7. Semangat untuk terus menulis mom, terus menyebar manfaat ya

    ReplyDelete
  8. Seru ya bisa nulis buku.. semangat terus ya mom

    ReplyDelete
  9. Jadi langsung kepikiran aku udah berkontribusi apa sama lingkungan

    ReplyDelete
  10. Review bukunya keren, semangat selalu menulis nya 😊

    ReplyDelete
  11. buku2 tentang lingkungan tu selalu menarik buat dibaca

    ReplyDelete
  12. Bagus tulisannya,jadi ngebuat insight batu tentang bumi

    ReplyDelete
  13. Baca buku tentang lingkungan tuh sukaenak gitu ya bikin enjoy, tapi sendirinya blm banyak kontribusi buat lingkungan

    ReplyDelete
  14. Keren banget ya mom bukunya. Mominya rajin baca ih aku salut 🥰

    ReplyDelete
  15. Bagus banget bukunya ya memberikan ilmu yang bermanfaat

    ReplyDelete
  16. Asik ya nambah wawasan.. Trima kasih mom

    ReplyDelete
  17. Bagus bannget bukunya. Buat menjaga bumi ini

    ReplyDelete
  18. MasyaAllah.. Tulisannya sangat bermanfaat ... Terima kasih💕

    ReplyDelete
  19. Bagus bgt bukunya mau baca juga ah

    ReplyDelete
  20. Agak merinding juga bacanya.. kita sebagai manusia harusnya bisa lebih mencintai dan menjaga bumi kita.

    ReplyDelete
  21. Wow bermanfaat sekali makasih shering nya

    ReplyDelete

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.