Friday, January 28, 2022

Resensi Novel Dunia Cecilia and the Angel

 

Resensi Novel Dunia Cecilia and the Angel

Resensi novel Dunia Cecilia and the Angel, mulai saya tulis ketika Kota Tasik sedang diguyur hujan es. Agak mirip lah (maksa dikit) dengan seting dalam cerita karya Jostein Gaarder ini. Dimana keluarga Cecilia sedang merayakan Natal dengan penuh kegembiraan di tengah musim dingin.

Namun sayang, Cecilia harus tergolek di atas tempat tidur sehingga tidak dapat merasakan kemeriahan Natal tahun ini.  Dia tidak bisa ikut berkumpul bersama keluarga, sambil menyantap hidangan lezat kesukaannya.

Remaja itu hanya bisa menghirup aroma Natal yang menguar dari lantai bawah, kemudian mengidentifikasinya satu persatu. Cuping hidungnya menangkap bau asam manis kecambah pedas, bau pedupaan, bau kulit pohon Natal nan segar, bau kado dll. Bahkan ia pun bisa mencium aroma yang gaib dan ajaib yaitu aroma Natal itu sendiri.

Matahari kegembiraan perlahan menyirami wajah Cecilia, ketika tiba-tiba muncul sosok bersuara tinggi dan bening yang mengenakan jubah putih panjang,  tidak memiliki sehelai rambut pun dan bertelanjang kaki. Duduk di jendela kamar dan  memperkenalkan dirinya sebagai malaikat Ariel.

Dialog Surga dan Bumi

Hari-hari Cecilia menjadi hangat sejak kedatangan malaikat Ariel. Mereka berdialog tentang banyak hal. Nyaris tidak percaya, Cecilia kini mampu berpikir secara filosofis melampaui usianya. Tidak lagi seperti cermin yang hanya mampu melihat diri sendiri tanpa bisa melihat sisi lainnya.

Tetapi kadang-kadang, malaikat Ariel juga sering membuat gadis itu marah.  Cecilia tidak terima ketika Ariel menyamakan manusia dengan tumbuhan dan hewan.

Menurut malaikat Ariel, persamaan manusia dengan malaikat adalah sama-sama memiliki ruh yang diciptakan Tuhan. Sedangkan persamaannya dengan hewan dan tumbuhan yaitu sama-sama memulai hidup sebagai benih atau sel mungil.

Pada awalnya, sel-sel itu sangat mirip sehingga tidak bisa dibedakan. Kemudian benih-benih itu perlahan mulai berkembang, menjelma menjadi berbagai macam tumbuhan sampai manusia dan jerapah.

Menumbuhkan Harapan Cecilia

Cecilia hidup di tengah keluarga yang harmonis dan relijius. Ia dan adiknya begitu banyak mendapat curahan kasih sayang dari ayah, ibu maupun dari nenek dan kakeknya.

Hadiah Natal tahun ini, Cecilia meminta papan ski dan tobogan yang menurut ibunya kurang pas bagi dirinya yang belum mampu beraktivitas. Seharusnya Cecilia meminta sesuatu yang bisa dimainkan di atas tempat tidur.

Tetapi ketika acara membuka kado tiba, secara mengejutkan gadis itu mendapatkan apa yang diinginkannya. Nenek dan kakek memberikan papan ski yang dibungkus dengan kertas kado Natal berwarna biru yang bertaburkan bintang-bintang emas sambil berkata, “Dari Nenek dan Kakek untuk sang juara ski”.

Sedangkan ayah dan ibu memberinya kado yang sangat  besar sehingga harus dibawa dari luar. Cecilia dapat menebak dengan pasti, bahwa itu adalah Toboggan.

Hal itu mereka lakukan agar anak sulungnya tidak kehilangan harapan untuk sembuh.

Cecilia Sakit Apa?

Dari awal cerita sampai halaman akhir, penulis tidak menyebutkan secara spesifik mengenai penyakit yang diderita oleh Cecilia. Cerita yang dibangun oleh Jostein Gaarder dalam novel ini, memfokuskan kepada dialog antara Cecilia dengan malaikat Ariel yang disebut penulis sebagai Kisah Indah Dialog Surga dan Bumi.

Memahami lebih dalam tentang hakikat ke- ada- an dan Peng-ada-an, mengajak untuk berpikir filosofis dengan bahasa yang ringan.

Diari Cina

Teman-teman siapa yang dulu suka menulis diari? Ibarat teman setia dan terpercaya diari itu tempat mencurahkan segala perasaan terdalam bahkan yang paling norak sekalipun. Makanya digembok, biar aman wkwkwk.

Sama dengan Cecilia, dalam keadaan sakit, salah satu cara dia menghibur diri adalah dengan menulis hal-hal yang dia pikirkan dan rasakan dalam diari yang tersimpan di kolong ranjang. Sebuah buku bersampul kain yang ia sebut “Diari Cina” pemberian dokter di rumah sakit. Jika diari itu diarahkan kepada cahaya, benang-benang sutra warna merah, hitam, dan hijau pun berpendaran.

Cecilia pun menuliskan pokok - pokok dialognya bersama Ariel dalam buku itu 

Semua bintang suatu saat akan jatuh. Tapi sebuah bintang hanyalah sepercik kecil bunga api dari mercusuar agung di langit sana”

Sampai saya selesai menuliskan resensi novel Dunia Cecilia and the Angel ini, masih menumpuk segenap pertanyaan yang tak terjawab seperti novel The Magic Library karya Gaarder lainnya. Sungguh sebuah karya sastra yang sangat recommended bagi siapapun yang tertarik dengan filsafat.


Judul Buku : Dunia Cecilia (Diterjemahkan dari Through a Glass, Darkly) | Penulis : Jostein Gaarder | Penerjemah : Andityas Prabantoto | Penerbit : Mizan | Tahun Terbit : 2018, Cetakan IX Maret | Jumlah Halaman : 209 | ISBN : 978-979-433-886-5 |

35 comments:

  1. Sepertinya novelnya keren y... resensinya aja menarik bgt.. sepertinya harus baca juga..

    ReplyDelete
  2. Tidak pernah absen baca resensi novel disini. 👍 thank you

    ReplyDelete
  3. Buku novel yang menarik buat dibaca weekend ini... 💞

    ReplyDelete
  4. Makasih mba atas review dan ulasan novelnya. Menarik sekali

    ReplyDelete
  5. Isinya bagus, lanjutkan kak ��

    ReplyDelete
  6. Saya gak pernah bisa meresensi buku, 😫
    Salut dah sama, mbaa 👏👏👏

    ReplyDelete
  7. Mantep. . Terus berkarya ya... Sukses selalu

    ReplyDelete
  8. Keren mom jadi pengen baca bukunya. Sukses selalu

    ReplyDelete
  9. Jadi penasaran sama keseluruhan jalan cerita di novel ini 😀. Keren reviewnya ❤

    ReplyDelete
  10. Makin penasaran sama isi ceritanya.. Btw terus semangat dalam berkarya ya thor

    ReplyDelete
  11. Salfok sama kota Tasikmalaya nih mom, kampung halamanku 😆

    ReplyDelete
  12. Wah bagus ceritanya. Jadi pengen beli

    ReplyDelete
  13. Isi cerita novelnya menarik banget ya spill donk mom harga novelnya?

    ReplyDelete
  14. Menarik banget nih,, spill harga & link marketplace nya dong mam

    ReplyDelete
  15. ceritanya kayak dongeng anak anak, cmn mungkin versi dewasanya hihi

    ReplyDelete
  16. Bolehh nih jadi salah satu novel yg ku baca

    ReplyDelete
  17. Aku suka karya Joestin G kebanyakan novel filosofi. Boleh nih jadi referensi berikutnya setelah Le Monde du Sophie

    ReplyDelete
  18. Keren-keren nih buku yang diresensi 😍
    Jadi kangen baca buku lagi.

    ReplyDelete
  19. bener2 recomended bgt buat baca2 mksh mom ❤️

    ReplyDelete
  20. Bikin penasaran, pengen baca bukunya langsung.

    ReplyDelete
  21. belum pernah membaca bukunya, tapi membaca kutipan ceritanya sepertinya menarik ya untuk dibaca, apalagi pas baca dialog bumi dan surga penasaran banget pengen tahu seperti apa detailnya

    ReplyDelete
  22. Eits, aku ngebayangin kalo baca novel beliau pasti kuulang2 biar paham😄

    Menarik resensinya nih mbak, penasaran jadinya

    ReplyDelete
  23. Resensinya menarik. Jadi ikut penasaran pada novelnya. Sepertinya ini kisah yang menarik dan berbobot

    ReplyDelete
  24. Setiap minggu ada satu novel yang selesai dibaca ya mba? Aku kapan baca novel lagi ya😥

    ReplyDelete
  25. Resensinya selalu bikin pingin baca juga

    ReplyDelete
  26. Bebebrapa waktu lalu di tempatku juga hujan es mba, beneran es batu yang klotak-klotak di genteng.

    Btw aku kalau baca tulisan Jostein tuh kok suka ngantuk ya, mungkin karena bukan genreku, hehe

    Tapi ini kayaknya menarik juga sih, jadi mau kepo dulu deh, makasih ulasannya mba.

    ReplyDelete
  27. Gereget kalau baca buku yang endingnya seperti ini. 😅 Namun, menarik juga sih. Dunia Cecilia kayaknya temennya Dunia Shopie, ya. 🤭

    ReplyDelete
  28. Mba Monicaaa...saya baru mau koment yang sama, sepertinya novel sejenis seperti dunia Shopie ya,...saya belajar filsafat salah satu referensinya novel dunia shopi,...bisa juga nih dunia cecilia jadi tambahan. thankyou for sharing, mba.

    ReplyDelete
  29. Okay, ini akan masuk ke list novel yang akan ku beli. Aku suka sekali baca cuplikan di cover bukunya. Ah sukaaa.

    ReplyDelete
  30. Novel filsafat itu menyisakan banyak pertanyaan dan bacanya harus fokus ya... Banyak yg rekomendasi novel ini

    ReplyDelete
  31. Keren resensinya Mba. Saya belum pernah baca novel yang menurut saya ini berat. Apalagi terjemahan hehe

    ReplyDelete
  32. Meresensi buku itu adalah pekerjaan hebat, artinya kita sudah membaca buku itu. Luar biasa kak

    ReplyDelete
  33. resensinya lengkap mbak, dah lama ku tak baca novel

    ReplyDelete

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.